Ketika aku memasuki halaman rumah itu,
banyak mobil mewah sudah diparkir memenuhi area yang ada, seorang satpam
mendekat.cerita sex,
Cerita seks 2016, “Kucarikan parkir Bos, langsung aja sudah
ditungguin di dalam,” katanya pada GM yang mendampingiku.cerita seks,
Cerita Dewasa 2016, Kulihat rumah itu begitu besar, seperti
layaknya rumah di kawasan elit Galaxy, lebih tepat disebut istana barangkali,
mungkin bisa dibandingkan besarnya dengan rumah di kawasan Pondok Indah. Seorang
anak muda chinese, namanya Hendra menyambut kedatangan kami., Cerita Dewasa,
“Langsung masuk aja, mereka sudah nunggu” sambutnya
Cerita Mesum 2016,Ternyata sudah ada 6 anak muda seusia Hendra
di dalam, mereka bersiul riuh menyambut kedatanganku, berbagai celoteh
terlontar memujiku., Cerita Mesum
“Wah bisa nggak jadi kawin tuh si Arga,” salah satu yang
kudengar.
“Oke friend, Ini Lily dan jangan ganggu dia karena milik Arga,”
Hendra mengingatkan. Kembali teman temannya teriak kecewa.
Berbagai macam minuman sudah tersedia di meja, dari soft
drink hingga whiskey, kulihat beberapa dari mereka wajahnya sudah merah
terbakar alkohol, tatapannya begitu liar seolah hendak menerkamku.
Cerita Bokep 2016, Secara sepintas si GM sudah memberi tahu
bahwa ini adalah acara “Lepas Bujang” alias Bachelor Party, aku diminta sebagai
bintang tamu melayani Arga yang akan menikah 2 hari lagi, seperti pesta ‘Lepas
Bujang’ lainnya, aku hanya melayani Arga seorang tapi dihadapan teman temannya
yang tak tahu berapa jumlahnya, biasanya antara 4-9 orang, tapi dia menjamin
bahwa hanya Arga yang harus aku layani untuk acara ini, setelah itu terserah
aku sendiri bagaimana dengan lainnya, biasanya ada beberapa orang yang tertarik
mem-booking setelah pesta, semua terserah ke aku karena diluar harga paket
spesial yang kutawarkan., cerita Bokep
Meskipun aku sudah menyiapkan diri secara mental untuk
bercinta dihadapan lebih dari 2 orang, ternyata ada rasa nervous juga
dikelilingi laki-laki yang haus dengan wajah menyeringai seakan hendak memperkosaku,
meskipun sebenarnya wajah mereka nice looking tapi sorot mata yang
menakutkanku.
Sepuluh menit kemudian, si Arga datang, seorang chinese
seusiaku, mungkin lebih muda dengan kaca mata minus bulat ala John Lennon.
“Gaa, tuh sudah ditunggu,” kata Hendra menyambut
kedatangannya.
“Li, ini Arga laki-laki yang beruntung itu dan Gaa, she is
yours,” Hendra mengenalkanku, kusambut uluran tangannya tapi dia melanjutkan
dengan ciuman di pipi, temannya mulai berteriak gaduh.
Irama House musik mulai keras menghentak, aku didaulat untuk
menari dihadapan mereka, seperti biasa, menari streaptease hingga totally nude
dan tugasku untuk membuat Arga bertekuk lutut.
Dengan sedikit nervous diiringi tatapan mata liar laki-laki
yang mengelilingiku, akupun mulai meliuk liukkan tubuhku dihadapan mereka,
mengikuti dentuman iringan musik yang kian memanas.
Kuperagakan gerakan erotis seperti yang sering kulihat di
night club, sebisanya kutiru gerakan gerakan sensualnya yang bisa membangkitkan
syahwat para laki-laki.
Cerita Ngentot 2016, Namun belum satu musik berlalu, Arga
berdiri menghampiriku, tanpa mempedulikan celoteh teman temannya, dia menarikku
duduk di pangkuannya, sofa besar ditengah ruangan itu tampaknya sengaja
dikosongkan untuk Arga. Tak kulihat lagi GM yang mengantarku tadi, sepertinya
dia sudah pulang setelah selesai tugasnya termasuk mengurus pembayarannya.,
Cerita Ngentot,
Arga mulai menciumi leher sambil meremas remas buah dadaku
dihadapan teman temannya, pada mulanya aku agak risih melakukannya dihadapan sekian
banyak laki-laki yang hanya melihat dengan penuh perhatian.
Kisah Sex 2016,Namun perasaan risih itu perlahan memudar
berganti suatu sensasi yang aku sendiri tak tahu dari mana datangnya, semakin
berani Arga menggerayangiku semakin bergairah pula aku mendesah, seakan tak ada
lagi orang lain di ruangan besar itu., kisah sex,
Tangan Arga sudah menyelinap dibalik kaos ketatku,
diremasnya dengan penuh gemas, tak lama kemudian terlepaslah bra hijau dan
dilemparkan ke teman temannya, mereka bersorak riuh seperti melihat pertandingan
bola. Sempat kudengar celoteh pujian dari “penonton” ketika kaosku disingkap
memperlihatkan buah dadaku. Aku tak bisa menahan gairah lagi saat dia mulai
mengulum putingku bergantian, kuremas remas rambutnya sambil mendesah nikmat.
Dari gerakannya aku sangat yakin kalau ini bukan pertama kali baginya, dia
sepertinya sudah berpengalaman dan tahu bagaimana memperlakukan wanita.
Kisah Seks 2016, Hanya bertahan 5 menit kaosku menempel
sebelum akhirnya meninggalkanku dan berpindah ke para “penonton” diiringi tepuk
tangan nyaring, aku benar benar ditengah tengah srigala srigala lapar yang siap
menerkam, meskipun tak mungkin terjadi, paling tidak untuk saat ini. Arga
semakin bergairah menggumuli bukit dan putingku, seperti ingin membuktikan
sesuatu pada teman temannya.Kisah Seks,
Giliran selanjutnya adalah celana jeans yang masih
kukenakan, Arga sudah melepas kancing dan resliting hingga tampak celana dalam
mini berwarna hijau tua.
“Lepas.. lepas.. lepas,” para penonton memberi dukungan, dan
tak perlu lama lama mereka menahan napas untuk melihat kemolekan dan ke-sexy-an
tubuhku. Kembali sorak kemenangan menggema mengiringi lepasnya celana jeans-ku,
tinggallah aku sendirian hampir telanjang mengenakan celana dalam mini diantara
srigala srigala lapar itu.
cerita sex 2016, cerita sex terbaru, cerita sex terupdate, cerita sex, cerita seks 2016, cerita seks terupdate, cerita seks terbaru, cerita seks, cerita dewasa 2016, cerita dewasa terupdate, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, cerita mesum 2016, cerita mesum terupdate, cerita mesum terbaru, cerita mesum,
Kisah Dewasa 2016, Mendengar sorakan yang riuh rendah, aku
semakin bergairah, dengan gerakan yang demonstratif aku berlutut didepan kaki Arga
yang sudah berdiri bersiap menerima kenikmatan, kubuka dan kutarik turun
celananya hingga menampakkan celana dalam HOM bermotif batik. Kuremas remas
benjolan dibalik celana dalam itu, sambil menciumi perutnya yang agak buncit.
Kembali terdengar teriakan ketika aku merosot turun penutup kejantanannya,
tersembullah kejantanan yang sudah keras menegang mengenai wajahku., kisah
dewasa,
Sambil tersenyum dan melirik ke arah penonton, kukocok dan
kujilati sekujur penis itu tanpa sisa dari ujung hingga pangkal, Arga mulai
mendesah nikmat, para penonton terdiam, keadaan semakin sunyi saat kumasukkan
penis itu ke mulutku, hanya desahan napas Arga yang terdengar mengiringi
kuluman permainan oralku. Aku sangat menikmati kesunyian yang berbalut birahi,
mereka seakan terlongo melihat permainan oralku.
Penis Arga yang tidak terlalu besar dengan mudahnya keluar
masuk mulutku, semua bisa memasukinya hingga hidungku menyentuh rambut rambut halus
di pangkal penisnya.
Kalaupun ada cicak lewat pasti terdengar karena keheningan
ini, desahan Arga benar benar menguasai ruangan, semua terdiam melihat penis
temannya yang tidak disunat itu keluar masuk membelah bibir manisku. Aku
semakin bersemangat saat tahu bahwa aku berhasil membetot perhatian para
srigala lapar tanpa mereka bisa berbuat apa apa, semakin demonstratif pula
kupermainkan bibir dan lidahku pada penisnya.
Kisah Mesum 2016, Entah karena sensasinya terlalu tinggi
mendapatkan oral didepan teman temannya atau memang dia tidak bisa bertahan
lama, tak lebih 5 menit setelah jilatan pertama, Arga berteriak kencang sambil
menyemprotkan spermanya ke mulut dan wajahku, sebagian tertelan dan sebagian
lagi membasahi wajah dan rambutku., Kisaha Mesum,
Kusapukan penisnya pada wajah dan buah dadaku, sambil
tersenyum aku menatap para penonton satu persatu seakan hendak melongok apa
yang ada di benak mereka. Kebanyakan menghindar tatapanku, mungkin takut
terbaca apa yang ada dalam pikirannya, sebagian lagi menatapku dengan penuh nafsu
dan sorot mata kekaguman.
Sorak dan tepuk tangan bergema ketika Arga duduk di sofa dan
menarikku ke pangkuannya, tubuh telanjang kami saling berpelukan dihadapan
teman temannya, seakan mereka baru tersadar kalau babak pertama sudah selesai.
Hendra membawa 2 botol bir hitam dan menyerahkan ke kami,
aku menolak dan minta Lippovitan atau air putih saja, sekedar mencuci mulutku
yang terasa bergetah terkena sperma. Arga mengusap wajah dan tubuhku yang
terkena sperma dengan handuk kecil yang sepertinya sudah disiapkan.
“Beruntunglah kamu Arga, belum tentu si Yeni nanti mau
melakukan seperti itu,” kata Hendra
“Aku mau kamu panggil dia lagi saat pestaku nanti,” celoteh
salah seorang penonton.
“Tunggu saja giliranmu, dapat aja belum, makanya jangan
terlalu sering ganti pacar,” sahut lainnya.
Aku tak memperhatikan lagi celoteh mereka, kupunguti pakaian
yang berserakan di lantai sekaligus sengaja lebih memamerkan lekuk sexy tubuhku
dihadapan mereka, aku ingin mereka mengetahui lebih jauh betapa sexy-nya
tubuhku.
Hanya berselang 15 menit, Arga sudah bersiap melanjutkan
permainan, dia jongkok di antara kakiku yang dinaikkan tinggi, liang vagina
yang bersih tanpa dihiasi bulu bulu halus begitu jelas terhampar dihadapannya,
juga dihadapan teman temannya.
Kisah Bokep 2016, Dipandangi sejenak sebelum mendaratkan
lidahnya, seperti dia baru tersadar kalau selangkanganku tidak berambut sehabis
dicukur. Diawali dengan ciuman pada paha dan remasan di dada, lidahnya menjelajahi
daerah selangkanganku, menari nari sebentar pada klitoris lalu mulai melakukan
hisapan hisapan kuat di vagina, akupun mendesah lepas tanpa peduli penonton
yang mulai menahan napas., Kisah bokep,
Beberapa menit kemudian kudorong kepalanya menjauh, aku
berdiri menuntunnya menuju sofa panjang, kuusir mereka yang sedang mendudukinya
untuk berpindah ke tempat lain. Dengan halus kurebahkan tubuh telanjang Arga di
sofa panjang, kamipun melakukan 69 di atasnya, saling menjilat, saling
mendesah, saling berbagi kenikmatan.
Kisah Hot 2016,Kulirik beberapa penonton mulai mendekat,
melihat lebih dekat bagaimana aku mengulum dan menjilat, sebagian lagi melototi
vaginaku yang sudah mendapat jilatan nikmat, mereka berdiri mengelilingi kami,
aku tak peduli, justru semakin bergairah, namun tidak demikian dengan Arga, dia
merasa terganggu dengan jarak yang terlalu dekat, diberinya aba aba supaya
temannya kembali menjauh., Kisah Hot,
Setelah kulihat semua sudah duduk pada tempatnya, aku
berdiri mengatur posisiku diatas penisnya, sengaja kupilih posisi di atas
supaya penonton bisa menikmati tubuhku sepenuhnya, berikut buah dadaku yang
akan berguncang saat aku turun naik mengocok Arga.
Dugaanku benar, mereka mulai menggeser sofa tempat duduknya
ke arah depanku, sehingga terlihat dengan jelas bagaimana expresi wajahku saat
menerima kenikmatan dan bagaimana temannya sedang merasakan kenikmatan tubuhku
sambil meremas remas buah dadaku, aku mendesah makin bergairah seirama gerakan
mengocokku di atasnya.
Berulang kali Arga mengulum putingku disaat aku mengocoknya,
penonton tercekat diam menikmati permainan kami, beberapa mulai meremas remas
selangkangannya sendiri, bahkan salah seorang sudah mengeluarkan penis dari
celananya sembari mengocok dan menonton kami, aku tertawa puas dalam hati bisa
mempermainkan mereka, membuat mereka terbakar api birahinya sendiri.
Melihat kondisi birahi para penonton, aku semakin bergairah
mengocoknya, justru membuat Arga semakin mendesis melayang kenikmatan,
diremasnya buah dadaku semakin gemas, akupun terbawa suasana panasnya nafsu
disekelilingku.
Gerakanku semakin liar, berputar dan naik turun di atas Arga,
untung dia bisa tahan lebih lama sehingga aku semakin menikmati permainan ini,
bukannya menikmati kocokan Arga tapi menikmati sensasi yang terjadi.
Kami berganti posisi dogie, aku posisikan tubuhku tetap
menghadap para penonton meskipun dengan posisi nungging, justru semakin
menambah erotisme saat buah dadaku berayun ayun bebas ketika Arga mengocok dari
belakang.
Sodokan Arga langsung keras menerjang segala rintangan yang
ada, dikocoknya vaginaku dengan kerasnya, tentu saja buah dadaku bergoyang
semakin hebat, beberapa penonton terlihat menelan ludah menahan napas tanpa
bisa berbuat apa apa, terjebak permainannya sendiri. Aku semakin menikmati
wajah wajah mereka yang menahan nafsu tinggi, 2 orang sudah orgasme tanpa bisa
berbuat banyak, kecuali minta bantuan ketrampilan tangannya sendiri, mungkin
lainnya menyusul tak lama lagi.
Tak ada yang bersuara kecuali kami berdua, semua menahan
nafas dan gejolak nafsunya sendiri sendiri, kuimbangi gerakan Arga dengan
gerakan pantat yang berlawanan sambil memutar mutar pantat. Arga semakin liar
mengocokku, keringat mulai membawahi tubuhnya, dinginnya AC tak mampu meredam
panasnya nafsu yang menggelora.
Aku merasa Arga sudah dekat ke puncak kenikmatan, tapi aku
tak mau secepat itu meski kami sudah bercinta lebih 15 menit. Kuminta berganti
posisi, sekedar menurunkan tegangannya, tanpa minta persetujuan kucabut penis
dari vaginaku dan aku langsung telentang di atas karpet di dekat kaki para
penonton. Spontan mereka melongo sejenak melihat tubuh telanjangku telentang di
kaki kaki mereka, tapi tak lama, Arga sudah menutupi tubuhku dengan tubuh
gendutnya. Aku kembali mendesah nikmat menerima kocokan Arga, mereka melihat
expresi desahanku dari celah pundak Arga.
Kuangkat kakiku ke pundaknya, dengan posisi agak jongkok Arga
mengocokku, penisnya serasa semakin dalam mengisi liang vaginaku, para penonton
semakin mendekat, bahkan Hendra sudah dalam jarak jangkauan tanganku, kalau aku
mau bisa saja kuraih dan kumainkan penisnya yang sudah keluar dari celananya,
tapi itu diluar kesepakatan. Aku bisa menikmati wajah wajah yang terbakar
birahi tinggi, wajah wajah putih terlihat kemerahan seperti udang rebus.
Arga sudah tak mempedulikan lagi teman temannya yang
bergerak semakin dekat, dia terlalu berkonsentrasi padaku, dan tak lama
kemudian diapun menjerit seiring kurasakan denyutan kuat pada vaginaku,
tubuhnya mengejang sambil meremas buah dadaku, akupun menjerit kaget dan
nikmat, denyutan demi denyutan menghantam dinding dinding vagina dan akhirnya Arga
terkulai lemas di atas tubuhku dengan keringat yang deras membasahi tubuh kami
berdua.
Riuh tepuk tangan kembali bergema di ruangan itu, aku masih
memejamkan mata saat Arga meninggalkan tubuh telanjangku yang masih telentang
di atas karpet lantai, ketika kubuka mataku, ternyata aku tengah dikelilingi
para penonton yang berdiri dengan penis yang teracung keluar, sungguh
pemandangan unik.
Segera aku berdiri, tak bisa dihindari lagi ketika tubuh
telanjangku bersinggungan dengan mereka, bahkan kurasakan beberapa menepuk atau
meremas pantatku saat aku melewatinya, kubalas dengan senyum menggoda.
“Kamar mandi dimana?” tanyaku, serentak mereka menunjuk ke
sudut ruangan seakan terlupa kalau penis mereka masih mengacung tegang.
Hanya dengan berbalut handuk yang ada di kamar mandi, aku
kembali ke ruangan dan langsung duduk kembali di pangkuan Arga. Mereka sudah
merapikan pakaiannya kembali kecuali Arga yang hanya mengenakan celana dalam.
“Masih bisa lanjut?” bisikku, meskipun aku belum orgasme,
tapi aku puas melihat mata mata liar yang takluk dalam permainanku, seakan aku
berhasil menaklukan mereka 8 orang sekaligus tanpa harus bersetubuh.
Entah berapa orang yang sudah orgasme hanya dengan melihat
permainanku dengan Arga.
“Sialan, dia sih jauh lebih hot dari yang kalian berikan ke
aku tempo hari, rugi aku, kirain waktu itu dia yang terbaik tapi ternyata ini
jauh melebihi,” protes salah seorang disambut tawa dari lainnya.
Sambil beristirahat, kami bersantai, mereka saling meledek,
baik tentang pribadi, istri istri mereka ataupun pacar dan mantan pacarnya.
Botol botol kosong bir hitam sudah berserakan di meja. Akupun berputar dari
satu pangkuan ke pangkuan lainnya tanpa mereka boleh menyentuhku, itulah
aturannya.
“Kita lanjutin di kamar” kata Hendra mengingatkan.
Kamipun berame rame menuju kamar yang ditunjuk Hendra,
selaku tuan rumah. Sebelum aku mencapai pintu kamar, seseorang menarik lepas
handukku hingga aku telanjang. Aku hanya tersenyum melihat kenakalan mereka,
tanpa mempedulikan tubuhku yang tanpa selembar penutup, aku santai saja
berjalan menuju kamar mengiringi para laki-laki itu.
Kamar itu begitu besar dengan ranjang King Size, designnya
bagus seperti kamar hotel suite, namun aku tak bisa memperhatikan lebih lanjut
karena Arga sudah memelukku dari belakang sebelum aku mencapai ranjang. Dia
menciumi tengkukku sambil tangannya meremas remas buah dada, tubuhku lalu
disandarkan menghadap dinding kamar, kubuka lebar kakiku karena aku tahu dia
ingin menyetubuhiku dari belakang dengan posisi berdiri.
Penisnya mulai disapukan ke daerah kewanitaanku, namun
berulang kali dia mencoba berulang kali pula dia gagal melesakkan penisnya
mungkin terganjal perut.
Aku mengambil inisiatif, kutuntun Arga menuju sofa dimana
teman temannya duduk bersiap melihat permainan berikutnya. Kuminta salah
seorang yang duduk di sofa panjang itu untuk bergeser, akupun duduk diantara
mereka, berhimpitan di sofa panjang itu. Kuraih penis Arga yang sudah berdiri
di depanku dan langsung kumasukkan ke mulutku, mereka mulai bersiul melihat aku
mulai beraksi, begitu dekat jarak antara mereka dengan mulutku yang sedang
mengulum penis Arga, hingga kurasakan dengus napas berat menerpa wajahku.
Arga berlutut didepanku, kubuka kakiku lebar dan
menumpangkan ke paha disampingku, dengan sedikit sapuan pada bibir vagina, Arga
melesakkan ke dalam, mengisi liang kenikmatanku, desahan nikmatku menyambut sodokannya.
Aku menggeliat sejenak, kuremas lengan lengan yang ada disampingku sementara
mereka membalas dengan elusan elusan pada kakiku yang menumpang di pahanya.
Kocokan Arga semakin keras dan cepat, desahanku pun semakin
lepas, tanpa kusadari remasanku sudah beralih ke paha mereka, hanya beberapa
centi dari selangkangan. Sejauh ini hanya Arga yang telah menjamah tubuhku,
tapi cengkeraman dan elusan tanganku pada paha membuat mereka semakin berani,
seakan mendapat sinyal dariku.
Hendra yang berdiri dibelakang sofa, tepat di atasku
memasukkan jari tangannya ke mulutku, aku menyambut dengan kuluman seperti
layaknya mengulum penis. Sementara mereka yang tepat berada disampingku
menggeserkan tanganku ke selangkangannya, akupun menyambut dengan remasan pada
penis mereka. Sebelah kanan mengambil inisiatif terlalu jauh, dikeluarkannya
penisnya dari celana dan membimbing tanganku ke arahnya, seolah tak menyadari
hal itu aku mulai meremas remas penis itu sambil menerima kocokan dari Arga,
mereka mulai mendesis bersamaan.
Ketika tangan Hendra hendak menjamah buah dadaku, Arga
sepertinya tersadar, ditepisnya tangan tangan yang menggerayangi tubuhku,
termasuk tanganku yang sedang mengocok penis orang lain.
“Boleh dilihat, tak boleh dipegang!!, tunggu giliran kalo
mau,” hardik dia pada temannya, disambut senyum kecut dari mereka, aku hanya
tersenyum saja melihat expresinya yang marah bercampur nafsu birahi.
Kini aku telentang di atas meja, menerima sodokan demi
sodokan dari Arga, sementara teman temannya mengocok penisnya sendiri tepat di
atasku sambil melihat bagaimana sobatnya yang sebentar lagi kawin menyetubuhiku
dengan penuh gairah nafsu. Tanganku yang bebas bergerak sebenarnya bisa
menggapai penis penis itu, tapi sepertinya Arga tak mengijinkan aku
melakukannya. Aku sangat yakin mereka ingin menumpahkan spermanya di tubuhku
saat aku sedang menerima kocokan, tapi entahlah apa hal itu diperbolehkan, toh
mereka tidak menyentuhku.
Dan keyakinanku terbukti saat salah seorang dari mereka
menyemprotkan spermanya tepat mengenai wajahku, Arga sempat protes tapi tentu
saja tak bisa dicegah, dia mengalah dan semakin mempercepat kocokannya. Sebelum
Arga menumpahkan spermanya di vaginaku, 2 orang temannya kembali menyirami
tubuhku dengan sperma secara beruntun, kali ini dia diam saja. Bahkan Arga
semakin bergairah saat kusapukan sperma sperma yang ada di tubuh dan wajahku ke
mulut, untunglah Arga segera menyusul, diiringi teriakan keras dia kembali
membasahi liang kewanitaanku dengan vaginanya.
Tanpa menunggu habisnya denyutan, dia mencabut penisnya dan
bergerak ke arah kepalaku, dimasukkannya penisnya ke mulutku, dan kusambut
dengan kuluman dan permainan lidah. Satu lagi semprotan sperma kuterima di dada
saat aku sedang mengulum Arga.
“Real bitch,” kudengar salah seorang berguman melihat
keliaranku.
Arga melempar handuk ke arahku untuk membersihkan sperma
yang belepotan di tubuhku, aku beranjak menuju kamar mandi di kamar itu. Kamar
mandi itu begitu besar dengan bathtub berbentuk seperempat lingkaran dilengkapi
dengan whirpool dan sauna apalagi accessories lainnya tak kalah dengan kamar
mandi di suite hotel bintang lima, sungguh rumah yang benar benar mewah.
Kurendam tubuhku di bathtub, air hangat terasa begitu segar
menyirami tubuhku setelah tadi disiram sperma hangat. Tubuhku semakin nyaman
saat Hendra menghidupkan whirpool hingga serasa dipijitin, satu persatu mereka
melihatku mandi hingga tak kusadari mereka sudah berdiri disekeliling bathtub.
“Tolong handuknya dong,” pintaku pada salah seorang yang
dekat denganku.
Mereka berbaris mengikutiku saat aku kembali ke kamar, aku
duduk di tepi ranjang yang tidak pernah kupakai, mereka duduk teratur di
depanku, hanya Arga yang duduk disampingku, dia mengenakan piyama.
“So what next?” tanyaku menantang sambil merebahkan tubuhku
yang masih berbalut handuk di ranjang.
“Terserah dia tuh, kalau sudah menyerah ya selesai tugasmu,”
jawab Hendra sambil memandang ke temannyaBeritaseks
“Tidak ada kata menyerah untuk urusan beginian, tapi aku
harus segera pulang sebelum calon istri mencari, maklum sedang sibuk sibuknya
menyiapkan acara, ini aja sembunyi sembunyi, untung HP habis baterei,”
jawabnya, berarti acara sudah selesai.
“Tapi kalau kalian mau melanjutkan ya silahkan, aku sampai
disini saja,” lanjutnya seraya mencium pipiku lalu beranjak keluar kamar
meninggalkan kami.
“Oke siapa yang mau melanjutkan dengan Lily, tentu saja
urusannya atur sendiri, itu diluar acara,” kata Hendra mengikuti Arga.
Tak ada yang menjawab, entah karena sudah jenuh atau sudah
tahu permainanku atau juga mungkin karena segan dengan teman lainnya, mereka
hanya diam.
Bersama sama kami keluar kamar, Arga yang sudah berpakaian
rapi menyerahkan pakaianku.
“Aku tak menemukan celana dalammu,” katanya.
“Nggak apa, mungkin ada yang nyimpan untuk kenangan,”
jawabku, didepan mereka kukenakan kembali pakaianku minus celana dalam.
“Bisa kita quickie sebentar?, Just to say goodbye,” tanya Arga
sambil menarikku kembali ke kamar, akupun menuruti kemauannya.
Sesampai di kamar aku langsung nungging di atas ranjang,
tanpa melepas pakaian, hanya menurunkan celana hingga lutut, Arga mengeluarkan
penisnya dari lubang resliting. Tidak seperti sebelumnya, kali ini agak susah
untuk memasukkan penis itu ke liang kewanitaanku, mungkin karena belum terlalu
tegang, vaginaku pun masih kering. Setelah kulumasi dengan ludahku, barulah dia
bisa melesakkan penisnya dan langsung mengocok cepat dan keras, desahan kembali
terdengar. Rupanya desahanku mengundang teman temannya ke kamar, satu persatu
mereka masuk kamar melihat babak terakhir persetubuhanku dengannya. Hanya
berlangsung 3 menit akhirnya Arga menggapai orgasmenya yang terakhir denganku,
diiringi tepuk tangan teman temannya. Setelah saling merapikan pakaian kami
keluar kamar.
Kuantar kepergian Arga hingga pintu, diapun benar benar
pergi setelah memberikan goodbye kiss seakan melepas kepergian pacarnya ke
tempat yang jauh.
“The best sex yang pernah kudapat,” bisiknya sebelum pergi,
aku hanya tersenyum melepas kepergiannya kembali ke calon istrinya.
cerita sex 2016, cerita sex terbaru, cerita sex terupdate,
cerita sex, cerita seks 2016, cerita seks terupdate, cerita seks terbaru,
cerita seks, cerita dewasa 2016, cerita dewasa terupdate, cerita dewasa
terbaru, cerita dewasa, cerita mesum 2016, cerita mesum terupdate, cerita mesum
terbaru, cerita mesum,
Lihat juga : Cerita Lucu | Berita Hot | Cerita Panas | Photo
No comments:
Post a Comment