
Suatu saat Mbak Hana memintaku mengajari komputer karena
alasan dia sedang ikut kursus untuk bekal bekerja (Mbak Hana sedang melamar di
Perusahaan Swasta) dan sebentar lagi ada ujian komputer. Aku menyanggupinya
tapi hanya pada saat aku tidak ada kegiatan kuliah.
Hari pertama Mbak Hana belajar komputer tidak ada yang perlu
diceritakan, namun pada hari-hari berikutnya terjadilah cerita-cerita erotis
ini. Saat itu Mbak Hana sedang mencoba belajar Excel, aku duduk di kursi tamu
yang jaraknya kira-kira 3 meter dari jarak meja komputer.
“Mbak…, kapan ujiannya”, tanyaku.
“Besok!, Mas!, sini dong..”
“Ada apa Mbak”, sahutku. “Ini lho, cara ngasih blok ini
gimana toch?”
“Ochh…, itu toch, gini klik mouse kiri tekan terus dan geser
sampai cell yang dikehendaki kemudian lepaskan”, begitu kataku sambil
memberikan contoh.
Cerita Seks 2016, Selanjutnya Mbak Hana segera mencoba dan berkali-kali gagal.
Aku membimbing dengan memegang tangan Mbak Hana, tangan Mbak Hana memegang
mouse sementara tanganku di atas tangannya. Tanpa terasa perutku menempel di
bahu Mbak Hana. Aku lihat tidak ada perubahan apapun di wajah Mbak Hana dan aku
pun pura-pura tidak tahu.
Agar lebih leluasa aku ambil kursi dan duduk di sebelahnya.
Sambil mengajar, kedua tanganku ikut main, tangan kanan mainkan mouse dan
tangan kiri memegang pantat Mbak Hana. Melihat tidak ada reaksi dari Mbak Hana,
aku mulai berani lebih jauh, tanganku mulai meraba pinggangnya. Ia diam saja.
Sambil meremas-remas pinggangnya, aku mendekatkan hidungku ke tengkuknya.
Sampai akhirnya hidungku menempel di belakang telinga
kanannya. Sementara tanganku mulai merayap naik dari pinggangnya. Jari-jemariku
menyusupkan ke dalam celah di bawah kemeja pendeknya, memberikan kehangatan
pada pinggang dan perutnya yang langsing dan kencang, terus perlahan-lahan
merayap ke atas. Mbak Hanak menarik nafas dalam-dalam hingga kedua bukit di
dadanya makin membusung dan memenuhi kemeja ketatnya pada saat itu pula, tangan
kananku tiba di bukit halus di dada kanannya, mengusap, memijit, dan meremas
pelan, membuat nafas Mbak Hana kian memburu, ia memutar wajahnya ke kanan.
Cerita Sex 2016
cerita sex 2016, cerita sex terbaru, cerita sex terupdate, cerita sex, cerita seks 2016, cerita seks terupdate, cerita seks terbaru, cerita seks, cerita dewasa 2016, cerita dewasa terupdate, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, cerita mesum 2016, cerita mesum terupdate, cerita mesum terbaru, cerita mesum,
Cerita Seks 2016
“Uhh… Mass jangan!”, desahnya.
“Kenapa Mbak, mumpung sepi, nggak ada yang lihat”.
“Jangan ach, saru…, aku pulang dulu yach”, kata Mbak Hana
sambil membereskan buku excel yang dibawanya.
“Mbak, boleh nggak, kalau aku minta punyanya Mbak Hana?”.
“Minta apa…”, tanyanya penasaran.
“Aku ingin merasakan punya Mbak Hana, kalau boleh Mbak ke
sini hari Rabu, kira-kira jam 10.00 pagi, Kutunggu”. Aku sengaja memilih jam
tersebut, karena saat-saat seperti itu di lingkungan kami relatif sepi, karena
ditinggal sekolah anak-anak, sementara ibu-ibu sibuk di dapur. Tak ada jawaban
dari bibirnya yang aduhai, maka kuulangi lagi. “Bagaimana Mbak?”.
“Ach…, Aku pulang dulu yach”, hanya itu jawaban darinya.
Cerita Dewasa 2016, Hari Rabu yang kutunggu datang juga, aku minta ijin pada
boss seolah-olah ada keperluan keluarga. Hatiku rasanya berdebar-debar menunggu
kedatangan Mbak Hana, ada rasa was-was kalau ternyata yang ditunggu-tunggu
ternyata tidak datang. Berkali-kali aku lihat keluar, dia belum juga keluar
dari rumahnya. Kulihat lagi…, uch dia keluar, hatiku berdebar, jantungku
berdetak lebih cepat, semakin dekat jarak kami rasanya detak jantung ini makin
cepat pula.
“Masuk Mbak”, bisikku mempersilakan.
“Mass, aaku geemetaar”.
“aakuuu juga”, sambil kutarik tangan Mbak Hana ke kamarku.
“Mass”.
Tiba-tiba kata-katanya terhenti dan nafasnya tertahan, saat
kupeluk dan kuciumi lehernya yang jenjang itu. Dan selang beberapa detik
kamipun tenggelam dalam ciuman yang sangat bernafsu itu beberapa menit. Dan
tangankupun mulai menggerayangi seluruh tubuhnya. Sambil berdiri kami berdua
masih saling melumat dan tangankupun mulai menggerayangi dari leher, ke bahu
dan pada akhirnya bertumpu di dua gunung kembar milik Mbak Hana.
Kini jari-jariku telah menemukan puting kecil di puncak
bukit kenyal di dada kanannya dan mulai mengusap-usapnya. Ibu jariku mengusap
puting dadanya yang kanan, sementara jari tengah aku melakukan hal yang serupa
di dadanya yang kiri. Tangan kiriku membuka kancing dan ritsluiting celana
kulotnya, menyusup ke dalam, menemukan rambut-rambut ikal.
Mbak Hana memejamkan matanya dan menahan nafas, ekspresinya
menunjukkan rasa geli dan birahi. Secara refleks, tangannya membuka
kancing-kancing kemejanya, hingga dua bukit yang dari tadi berdesakan dalam
ruang sempit itu terbebas. Indah sekali, aku dapat melihat bahwa ibu jari dan
jari tengah tangan kananku kini sedang memijit-mijit dua buah puting yang
tegang, berwarna coklat muda.
Kemejanya tersingkap di sebelah kanan, menunjukkan pundak
yang sangat halus dan indah, aku langsung mengoleskan lidahku di situ
berkali-kali. Tangan kiriku terus menggali ke dalam rambut-rambut ikat itu
hingga celana Mbak Hana melorot sedikit demi sedikit dan akhirnya jatuh di
bawah kakinya. Jari tengah tangan kiriku pun langsung menyentuh sesuatu yang
hangat dan lembab, mengusapnya, menjentik-jentikkannya.
Membuat tubuh Mbak Hana yang cukup jangkung itu bergetar,
sulit berdiri tegak, kakinya goyah, dadanya naik turun mengikuti nafasnya yang
terengah, keringat membasahi keningnya, dan sesuatu mulai membasahi jari tangan
kiriku di tengah selangkangannya, berdirinya semakin goyah, tangan tangan dan
mulutku makin giat bekerja, tungkai indahnya makin gemetar.
“Ohh…, Massss.., ohh…, aku nggak tahan geli”, rintihnya
sambil terengah.
Cerita Mesum 2016, Aku segera menelentangkan tubuhnya di atas ranjang. Kuulangi
menghisap putingnya bergantian. Tangan kananku menggosok-gosok vaginanya.
Kuciumi, kujilati dan kuhisap-hisap semua bagian yang menurut instingku bisa
membangkitkan gairahnya. Bibir, lidah, telinga, kuping leher, dada, perut,
pusar, paha, vagina, betis sampai ke jari dan telapak kakinya. Tubuh Mbak Hana
bergelinjangan tak karuan dadanya naik-turun kelojotan. Mulutku naik lagi ke
atas menyusuri betis dan paha hingga akhirnya berhenti di vaginanya.
Dengan kedua tanganku kusibak pelan bulu vaginanya. Kulihat
belahan vaginanya yang memerah berkilat dan bagian dalamnya ada yang
berdenyut-denyut. Kuciumi dengan lembut, bau vaginanya membuat sensasi yang
aneh. Dengan hidung kugesek-gesek belahan vagina Mbak Hana sambil menikmati
aroma bahunya. Erangan dan gelinjangan tubuhnya terlihat seperti pemandangan
yang indah menggairahkan.
“aahhk…, eeekhh…, nikmat sekali Mass,”, rintih Mbak Hana.
Kujulurkan lidahku, kujilat sedikit vaginanya, ada rasa asin.
Lalu dari bawah sampai atas kujulurkan lidahku menjilati belahan vaginanya.
Begitu seterusnya naik turun sambil melihat reaksi Mbak Hana.
“Akkhh…, akkkhh…, akkkhh…, ngghh”, Mbak Hana terus merintih
nikmat, tangannya mencari tangan kananku, meremas-remas jariku lalu membawanya
ke payudaranya.
Aku tahu dia ingin yang meremas payudaranya adalah tanganku.
Begitu kulakukan terus, tangan kananku meremas payudaranya, mulutku menjilati
dan menghisap-hisap, menyedot vaginanya, sementara tangan kiriku menyentik-nyentik
clitorisnya. Diapun bergelinjang-gelinjang kenikmatan.
“Masss aduuh…, enaak sekalii”, erang Mbak Hana.
“Nggghh…, nggghh…”, Aku hanya bisa mendesah, kakinya yang
tadinya belum terbuka lebar, tanpa dia sadari dia telah merenggangkan kedua
pahanya sambil kakinya ditekuk.
Maka semakin lebar kemaluannya terbuka aku semakin leluasa
memainkan vaginanya.
Cerita Mesum 2016, Setelah menyedot bibir vagina milik Mbak Hana, lalu aku
mulai menjulurkan lidahku ke dalam vaginanya yang mulai basah itu. Kujilati
clitoris milik Mbak Hana yang merah itu, terkadang lidahku kujulurkan masuk ke
dalam lubang vaginanya. Diapun mendesah terus menerus,
“aaccch, oooccchh, aaccchh, oooccchh”. Mendengar desahan
Mbak Hana aku semakin beringas menjilatinya hingga vaginanya basah.
“Masss…, nggghh..”, Mbak Hana mendesah sambil tangannya
menggapai mencari-cari penisku.
Aku bangkit dan kuletakkan penisku di lembah diantara dua
bukit yang kenyal itu, lalu kugesek-gesekkan penisku, sementara Mbak Hana
menggeliat-liat sambil tangannya ikut mengusap-usap kepala penisku.
“Masss…, nggghh..”, desah Mbak Hana.
Tangannya menarik penisku, sementara lidahnya menjilat-jilat
bibirnya yang sensual. Kusorongkan penisku ke bibir Mbak Hana, Dia mulai
mengelus-elus, menjilati dari kantung yang berisikan dua biji pelir hingga sampai
pada kepala penisku. Setelah puas dia menjilati lalu dia memasukan penisku ke
mulutnya, menghisap dan mengocok-ngocok dengan mulutnya seirama dengan desahan
Mbak Hana.
Lama sekali dia mempermaikan penisku hingga aku secara tidak
sadar menggeliat-geliat sambil mendesah,
“Ooohh, ooohh, yaacch, yaacch”. Aku sudah tidak tahan,
penisku yang sedang di kulum-kulum di mulut Mbak Hana, kucabut.
Aku mengangkat kedua tungkainya, meletakkannya di bahuku,
dan pelahan-lahan dengan hati-hati kupegang penisku dan kugesek-gesekkan di
belahan bibir vaginanya beberapa kali, kemudian kutekan ke dalam dan…,
“Bleeess”, penisku memasuki vaginanya dan segera kusodokkan
dalam-dalam dengan kencang.
“Aduuhh…”, Mbak Hana menjerit pelan.
“Sakit Mbak..”, tanyaku dan Mbak Hana kulihat hanya
menggelengkan kepalanya
sedikit dan ketika dia menciumi di sekitar telingaku
kudengar dia malah berbisik,
“enaak…, Maas”.
Kuciumi wajahnya dan sesekali kuhisap bibirnya sambil
kumulai menggerakkan pantatku naik turun pelan-pelan, dan makin lama semakin
cepat. Tangan Mbak Hana mencengkeram dan menekan pantatku. Wajahnya tampak
memelas, matanya terkatup rapat, bibir tipisnya terbuka, namun giginya
terkatup, keringat membasahi sekujur tubuhnya yang kini bergerak terkocok dalam
kecepatan tinggi.
Aku merasakan jepitan vaginanya sungguh luar biasa. Begitu
lembab, lengket, licin, namun ketat mencengkeram mengurut-ngurut kejantananku.
Ia pun merasakan nikmat yang luar biasa, vaginanya terjejali dengan benda yang
keras dan hangat dengan ukuran yang tepat,berita seks.com menggesek dinding
liang vaginanya, tiap gesekan makin membuatnya melayang-layang.
Aku menurunkan kaki kanannya dari bahu kiriku, dan memutar
tubuhnya ke kiri, sehingga posisi kami jadi menyilang, penisku kini menyentuh
bagian yang lebih dalam dari vaginanya. Mbak Hana kian histeris,
menggeliat-geliat, punggungnya terangkat-angkat dari kasur, matanya terpejam
makin rapat, dan mulutnya mendesis, mengerang, dan mengaduh tidak menentu.
Tangan kanannya kini memegangi tanganku yang sedang mencengkeram pinggulnya.
Aku membungkukkan badan dan mulutku menangkap puting kanan
Mbak Hana, mengolesinya dengan lidahku, menghisap-hisapnya, namun puting itu
tidak dapat menjadi lebih tegang lagi karena sudah begitu tegang. Tubuh kami
terus saling berhempasan, penisku terasa menyodok-nyodok ujung liang vaginanya.
Sampai tiba-tiba kedua tangannya mencengkeram sprei, wajahnya meringis, dan
tubuhnya meregang sampai punggungnya terangkat tinggi dari ranjang,
“Uggghh…, Masssh…, ohh”, rintihnya.
Beberapa detik tubuhnya meregang seperti itu, otot-otot
vaginanya terasa kuat sekali menggenggam penisku, lalu tiba-tiba tubuh
langsingnya terkulai lunglai, seperti tak berenergi.
“Mbak Hana, bisa tahan sebentar saja?”, tanyaku. Ia
mengangguk lemah sambil tetap lunglai seperti orang mau pingsan.
Aku segera dengan cepat mengocokkan penisku, kutekankan
dalam-dalam, dan kutarik dengan cepat, begitu terus. Hingga ekspresi Mbak Hana
menunjukkan rasa ngilu kesakitan, namun ia diam saja, membiarkanku mencapai
klimaks. Dan akhirnya, aku merasa sesuatu keluar dari penisku,
“crottt…, crottt…, crottt…, ach”.
Aku mencabut penisku dari vagina Mbak Hana dan berbaring di
sampingnya. Mendekapnya, memeluknya. Ia pun memelukku dengan mesra, seolah kami
merupakan suami istri yang saling memiliki.
Sejak kejadian itu kami jarang ketemu apalagi ngobrol,
karena Mbak Hana sudah lulus kursus, apalagi setelah Mbak Hana mulai kerja,
sementara aku disibukkan dengan urusan kuliah dan pekerjaan, praktis kami tidak
sempat ketemu lagi.
Pengalamanku dengan Mbak Hana membuat aku sering tergoda
jika melihat ibu-ibu seksi. Aku ingin pengalamanku terulang, tapi tidak bisa.
Mbak Hana sudah pindah menempati rumah sendiri bersama suaminya yang kebetulan
belum ada jaringan telepon. Aku ingin nekat ke rumahnya, namun tidak berani,
malu kalau tidak ada alasan yang jelas.
Suatu saat tanpa diduga aku bertemu dengan suami Mbak Hana,
kami ngobrol dan dengan basa-basi kutanyakan apa sudah ada jaringan telepon di
rumahnya, ternyata sudah ada dan di rumahnya juga sudah dipasang. Dengan
berbekal nomor yang dikasihkan, aku mencoba menghubungi Mbak Hana, berdebar
juga rasanya jantung ini.
“Hallooo”, terdengar suara yang sudah saya kenal baik itu.
“Ini Mbak Hana, yaa?”, tanyaku. “Och…, Mas Feby toch”, sahut
Mbak Hana dengan nadanya yang renyah.
Kami ngobrol lama, aku gunakan kesempatan ini untuk
membangkitkan kenangan masa lalu. Aku rayu dia, supaya sewaktu-waktu ada
kesempatan kami bisa mengulang masa laku kami. Namun sayang Mbak Hana mengaku
sudah insaf dan dulu merupakan kekhilafan yang jangan sampai diulang. Akhirnya
aku menyerah, tapi sudah kepalang basah, aku menceritakan terus terang dan
minta tolong pada Mbak Hana.Gairahsex
“Mbak, kalau toch Mbak Hana nggak mau lagi, baiklah nggak
apa-apa, tapi aku minta tolong…, tolong bantu aku Mbak!” “Apa yang bisa ku
bantu Masss!”
“Begini Mbak.., terus terang sejak kejadian itu, aku sering
melamun dan sering tergoda jika melihat ibu-ibu yang kelihatan seksi, aku
akhirnya hanya bisa menahan dan kalau toch terpaksa kuambil sabun dan main
sendiri. Mbak tolonglah aku…,beritaseks.com jika Mbak punya kenalan yang
kebetulan kesepian dan menginginkan kenikmatan, kenalkan padaku yaach, aku
ingin memberikan kenikmatan seperti yang pernah aku berikan kepada Mbak Hana”.
“Mas, kok jadi begini…, tapi yach, akan aku usahakan, tapi
aku nggak berani menjanjikan lho!”
Sampai sekarang Mbak Hana tidak pernah memberi kabar. Aku
juga tahu diri mungkin Mbak Hana tidak setuju apa yang akan aku perbuat,
sehingga dia tidak pernah memberi kabar apapun. Akhirnya akupun sampai sekarang
tidak pernah menghubungi lagi Mbak Hana.Namun aku masih tetap mengharap
menemukan Mbak Hana yang lain.
cerita sex 2016, cerita sex terbaru, cerita sex terupdate, cerita
sex, cerita seks 2016, cerita seks terupdate, cerita seks terbaru, cerita seks,
cerita dewasa 2016, cerita dewasa terupdate, cerita dewasa terbaru, cerita
dewasa, cerita mesum 2016, cerita mesum terupdate, cerita mesum terbaru, cerita
mesum,
Lihat juga : Cerita Lucu | Berita Hot | Cerita Panas | Photo
No comments:
Post a Comment