![Kakaknya Juga Oke Oce Kakaknya Juga Oke Oce](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipvrWTGGu8NgS76wrQJwIznM6jU7N9TS0OtXp8xJ4DTDj4NYeHBGj3YBwAhV2JjSmNaxxS4AvqGaYo0O1j8UJG0sarxXCEMOHripV_DMe63SDr3E5wNvvFwCLLb30syhVlSzcTmj6_vV4/s640/cs3.jpg)
Permainan cintaku dengan Devi sore itu, membuat kami sering
memanfaatkan kesempatan yang ada. Kadang kami bercinta di Kamar Devi dan kadang
di kamarku. Devi yang masih berumur 22 tahun itu bercerita tentang hilangnya
kegadisannya semasa masih SMA. Menurut ceritanya dia dijebak pacarnya untuk
minum-minum ketika perayaan ultahnya yang ke 17. Ketika dia mulai mabuk dia
dibawa pacarnya dan di perkosa di hotel. Tragisnya dia diperkosa secara
bergantian oleh 2 orang teman pacarnya saat itu.
Paginya setelah sadar dia tidak di antar pulang kaBena pacar
maupun kedua temannya menghilang entah kemana. Setelah lulus SMA akhirnya dia
memutuskan untuk kuliah di Bali jurusan pariwisata. Sejak kuliah di Bali pun
dia sudah beberapa kali melakukan sex dengan beberapa teman kuliah-nya.
Hubungan kami pun cuma sebagai teman, tidak lebih, hubungan kami berdasarkan
suka sama suka. Mungkin kaBena umurku yang lebih muda. Hanya saja aku dapat prDevilege
untuk tubuhnya kapan saja aku mau. Hubunganku dengan Devi pun tidak diketahui
oleh Cindy kakaknya yang sudah bekerja di salah satu hotel di kawasan Jimbaran.
Cindy, tidak kalah cantiknya dengan Devi. Keduanya memiliki
kulit yang putih bersih. Cindy lebih dewasa dalam pembawaan dan enak juga
diajak ngobrol. KaBena Cindy juga cantik aku sering bercanda dengan Devi
mengatakan ingin tahu rasanya bila berhubungan dengan Cindy. Devi kadang
tertawa dan kadang marah kalo aku berkata begitu. Walau marah, Devi akan hilang
kemarahannya kalau kucumbu lagi.
Seperti halnya sore itu, Ketika aku baru pulang kuliah,
kulihat kamar Devi terbuka tetapi tidak ada orang didalamnya. KaBena situasi
kost yang sepi akupun masuk ke kamarnya dan mendengar ada yang sedang mandi dan
akupun menutup pintu kamar Devi. Sudah seminggu lebih aku menginap di Denpasar
kaBena ujian telah berakhir.
Cerita Bokep 2016
cerita bokep 2016,cerita bokep terupdate,cerita bokep terbaru,cerita bokep,cerita ngentot 2016,cerita ngentot terupdate,cerita ngentot terbaru,cerita ngentot,
Cerita Ngentot 2016
Setelah pintu kututup, kupanggil Devi yang ada dikamar
mandi.
“Vi, lagi mandi yah? tanyaku basa-basi. Namun tidak ada
jawaban dari dalam kamar mandi. Akupun melanjutkan.
“Kamu marah yah Vi?, Maaf yah aku gak kasih tahu kamu kalo
aku mau nginep di Denpasar. Hari ini aku mau buat kamu puas Vi. Aku akan cium
kamu, bikin kamu puas hari ini. Aku aka.
“Mandi kucing kan kamu Vi mulai dari ujung rambut hingga
ujung kaki.” Rayuku. Masih tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi.
“Vi, ingat film yang dulu kita tonton kan. Aku akan bikin
kamu puas beberapa kali hari ini sebelum kau rasakan penisku ini Vi. Aku akan
cium vaginamu sampai kau menggelinjang puas dan memohon agar aku memasukkan
penisku”. Terdengar suara batuk kecil dari dalam kamar mandi.
“Vi, kututup pintu dan gordennya yah Vi”. Akupun berbalik
dan menutup gorden jendela yang memang masih terbuka.
Ketika gorden kututup, kudengar pintu kamar mandi terbuka.
Akupun tersenyum dan bersorak dalam hati. Setelah aku menutup gorden akupun
berbalik. Dan ternyata, yang ada dalam kamar mandi itu adalah Cindy, kakak Devi,
yang baru saja selesai mandi keluar dengan menggunakan bathrope berwarna pink
dan duduk diatas tempat tidur dengan kaki bersilang dan terlihat dari belahan
bathropenya.
Kaki yang putih terawat, betisnya yang indah terlihat terus
hingga ke pahanya yang putih, kencang dan seksi sangat menantang sekali untuk
dielus. Belum lagi silangan bathrope di dadanya agak kebawah sehingga terlihat
dada putih dan belahan payudaranya. Kukira ukuran Branya sedikit lebih besar
dari Devi, kaBena aku belum pernah menyentuhnya.
“Devi sedang ke Jogja, dia sedang Praktek kerja selama 2
bulan” Kata Cindy sambil memainkan tali bathrope-nya.
“Jadi selama ini kamu suka make love ya sama Devi, padahal
aku percaya kamu tidak akan begitu sama adikku”
“Maaf Mbak, aku gak tahu kalo yang didalam itu Mbak Cindy”
Kataku sambil mataku memandang wajah Cindy.
Rambutnya yang hitam sepundak tergerai basah. Dada yang
putih dengan belahan yang terlihat cukup dalam. Paha yang putih mulus dan
kencang hingga betis yang terawat rapih. Kalau menurutku Cindy boleh mendapat
angka 8 hingga 8,5.
“Lalu kalo bukan Mbak kenapa?, Kamu enggak mau mencium Mbak,
buat Mbak puas, memandi kucingkan Mbak seperti yang kamu bilang tadi?” Tanya Cindy
memancingku.
“Aku sih mau aja Mbak kalo Mbak kasih” Jawabku langsung tanpa
pikir lagi sambil melangkah ke tempat tidur. Sebab sebagai laki-laki normal aku
sudah tidak kuat menahan nafsuku melihat sesosok wanita cantik yang hampir
pasti telanjang kaBena baru selesai mandi. Belum lagi pemandangan dada dan
putih mulus yang sangat menggoda.
“Kamu sudah lama make love dengan Devi, Ben?” Tanya Cindy
ketika aku duduk di sebelah kirinya. Aku tidak langsung menjawab, setelah duduk
di sebelahnya aku mencium wangi harum tubuhnya.
“Mbak wangi sekali”, kataku sambil mencium lehernya yang
putih dan jenjang.
Cindy menggeliat dan mendesah ketika lehernya kucium,
mulutku pun naik dan mencium bibirnya yang mungil dan merah merekah. Cindy pun
membalas ciumanku dengan hangatnya. Perlahan kumasukkan lidahku ke dalam rongga
mulutnya dan lidah kami pun saling bersentuhan, hal itu membuat Cindy semakin
hangat.
Perlajan tangan kiriku menyelusup ke dalam bath robenya dan
meraba payudaranya yang kenyal. Sambil terus berciuman kuusap dan kupijat
lembut kedua payudaranya bergantian. Payudaranya pun makin mengeras dan
putingnyapun mulai naik. Sesekali kumainkan putingnya dengan tanganku sambil
terus melumat bibirnya.
Aku pun mengubah posisiku, kurebahkan tubuh Cindy di tempat
tidur sambil terus melumat bibirnya dan meraba payudaranya. Setelah tubuh Cindy
rebah, perlahan mulutku pun turun ke lehernya dan tanganku pun menarik tali
pengikat bathrope-nya. Setelah talinya terlepas kubuka bathropenya. Aku
berhenti mencium lehernya sebentar untuk melihat tubuh wanita yang akan
kutiduri sebentar lagi, kaBena aku belum pernah melihat tubuh Cindy tanpa
seutas benang sedikitpun. Sungguh pemandangan yang indah dan tanpa cela sedikit
pun.
Payudaranya yang putih dan tegak menantang berukuran 34 B
dengan puting yang sudah naik sangat menggairahkan. Pinggang yang langsing kaBena
perutnya yang kecil. Bulu halus yang tumbuh di sekitar selangkangannya tampak
rapi, mungkin Cindy baru saja mencukur rambut kemaluannya. Sungguh pemandangan
yang sangat indah.
“Hh” Desah Cindy membuyarkan lamunanku, Aku pun langsung
melanjutkan kegiatanku yang tadi terhenti kaBena mengagumi keindahan tubuhnya.
Kembali kulumat bibir Cindy sambil tanganku mengelus
payudaranya dan perlahan-lahan turun ke perutnya. Ciumanku pun turun ke
lehernya. Desahan Cindy pun makin terdengar. Perlahan mulutku pun turun ke
payudaranya dan menciumi payudaranya dengan leluasanya. Payudaranya yang kenyal
pun mengeras ketika aku mencium sekeliling payudaranya.
Tanganku yang sedang mengelus perutnya pun turun ke pahanya.
Sengaja aku membelai sekeliling vaginanya dahulu untuk memancing reaksi Cindy.
Ketika tanganku mengelus paha bagian dalamnya, kaki Cindy pun merapat. Terus
kuelus paha Cindy hingga akhirnya perlahan tanganku pun ditarik oleh Cindy dan
diarahkan ke vaginanya.
“Elus dong Ben, Biar Mbak ngerasa enak Ben” Ucapnya sambil
mendesah.
Bibir vagina Cindy sudah basah ketika kesentuh. Kugesekan
jariku sepanjang bibir kemaluan Cindy, dan Cindy pun mendesah. Tangannya
meremas kepalaku yang masih berada di payudaranya.
“Ahh, terus Ben”, Pinggulnya makin bergyang hebat sejalan
dengan rabaan tanganku yang makin cepat. Jari-jariku kumasukkan kedalam lubang
vaginanya yang semakn basah.
“Ohh Ben enak sekali Ben”, desah Cindy makin hebat dan
goyangan pinggulnya makin cepat.
Jariku pun semakin leluasa bermain dalam lorong sempit
vagina Cindy. Kucoba masukan kedua jariku dan desahan serta goyangan Cindy
makin hebat membuatku semakin terangsang.
“Ahh Ben”, Cindy pun merapatkan kedua kakinya sehingga
tanganku terjepit di dalam lipatan pahanya dan jariku masih terus mengobok-obok
vaginanya Cindy yang sempit dan basah.
Remasan tangan Cindy di kepalaku semakin kencang, Cindy
seperti sedang menikmati puncak kenikmatannya. Setelah berlangsung cukup lama Cindy
pun melenguh panjang jepitan tangan dan kakinya pun mengendur.
Kesempatan ini langsung kupergunakan secepat mungkin untuk
melepas kaos dan celana jeansku. Penisku sudah tegang sekali dan terasa tidak
nyaman kaBena masih tertekan oleh celana jeansku. Setelah aku tinggal mengunakan
CD saja kuubah posisi tidur Cindy. Semula seluruh badan Cindy ada di atas
tempat tidur, Sekarang kubuat hanya pinggul ke atas saja yang ada di atas
tempat tidur, sedangkan kakinya menjuntai ke bawah.
Dengan posisi ini aku bisa melihat vagina Cindy yang merah
dan indah. Kuusap sesekali vaginannya, masih terasa basah. Akupun mulai
menciumi vaginanya. Terasa lengket tapi harum sekali. Kukira Cindy selalu
menjaga bagian kewanitaannya ini dengan teratur sekali.
“Ahh Ben, enak Ben”, racau Cindy.
Pinggulnya bergoyang seiring jilatan lidahku di sepanjang
vaginanya. Vagina merahnya semakin basah oleh lendir vaginanya yang harum dan
jilatanku. Desahan Cindy pun makin hebat ketika kumasukkan lidahku kedalam
bibit lubang vaginanya. Devi pun menggelinjang hebat.
“Terus Ben”, desahnya.
Tanganku yang sedang meremas pantatnya yang padat ditariknya
ke payudara. Tnagnku pun bergerak meremas-remas payudaranya yang kenyal.
Sementara lidahku terus menerus menjilati vaginanya. Kakinya menjepit kepalaku
dan pinggulnya oun bergerak tidak beraturan. Sepuluh menit hal ini berlangsung
dan Cindy pun menalami orgasme yang kedua.
“Ahh Ben, aku keluar Ben”, aku pun merasakan cairan hangat
yang keluar dari vaginanya.
Cairan itu pun kujilat dan kuhabiskan dan kusimpan dalam
mulutku dan secepatnya kucium bibir Cindy yang sedang terbuka agar dia
merasakan cairannya sendiri.
Lama kami berciuman, dan perlahan posisi penisku sudah
berada tepat didepan vaginanya. Sambil terus menciumnya kugesekkan ujung
penisku yang mencuat keluar CD ku ke bibir vaginanya. Tangan Cindy yang semula
berada disamping bergerak ke arah penisku dan menariknya. Tangannya mengocok
penisku perlahan-lahan.
“Besar juga punya kamu Ben, panjang lagi” Ucap Cindy di
sela-sela ciuman kami.
Sambil masih berciuman aku melepaskan CDku sehingga tangan Cindy
bisa leluasa mengocok penisku. Setelah lima menit akupun menepis tangan Cindy
dan menggesekkan penisku dengan bibir vaginanya. Posisi ini lebih enak
dibandingkan dikocok.
Perlahan aku mulai mengarahkan penisku kedalam vaginanya.
Ketika penisku mulai masuk, badan Cindy pun sedikit terangkat. Terasa basah
sekali tetapi nikmat. Lobang vaginanya lebih sempit dibandingkan Devi, atau
mungkin kaBena lubang vaginanya belum terbiasa dengan penisku.
“Ahh.. Begitu sayang, enak sekali sayang” Racaunya ketika
penisku bergerak maju mundur.
Pinggul Cindy pun semakin liar bergoyang mengimbangi
gerakanku. Akupun terus menciumi bagian belakang lehernya.
“Ahh..” desahnya semakin menjadi.
Akupun semakin bernafsu untuk terus memompanya. Semakin
cepat gerakanku semakin cepat pula goyangan pinggul Cindy. Kaki Cindy yang
menjuntai ke bawah pun bergerak melingkari pinggangku. Akupun mengubah posisiku
sehingga seluruh badan kami ada di atas tempat tidur.
Setelah seluruh badan ada diatas tempat tidur, akupun
menjatuhkan dadaku diatas payudara tanggung dan kenyalnya. Tanganku pun
bergerak ke belakang pinggulnya dan meremas pantatnya yang padat.
Goyangan Cindy pun semakin menjadi-jadi oleh remasan tanganku
di pantatnya. Sedangkan pinggulku pun terus menerus bergerak maju mundur dengan
cepat dan goyangan pinggul Cindy yang semakin liar.
“Ben.. Kamu hebat Ben.. Terus Ben.. Penis kamu besar keras
dan panjang Ben.. Terus Ben.. Goyang lebih cepat lagi Ben..” begitu racau Cindy
di sela kenikmatannya.
Aku pun semakin cepat menggerakkan pinggulku. Vagina Slvi
memang lebih enak dari Devi adiknya. Lebih sempit sehingga penisku sangat
menikmati berada di dalam vaginanya. Goyangan Cindy yang makin liar, desahan
yang tidak beraturan membuatku semakin bernafsu dan mempercepat gerakanku.
“Mbak aku mau keluar Mbak” Kataku.
“Di dalam aja Ben biar enak” desah Cindy sambil tangannya
memegang pantatku seolah dia tidak mau penisku keluar dari vaginanya
sedikitpun.
“Ahh” Desahku saat aku memuntahkan semua cairanku kedalam
lubang rahimnya.
Tangan Cindy menekan pantatku sambil pinggulnya mendorong
keatas, seolah dia masih ingin melanjutkan lagi, matanya pun terpejam. Aku pun
mencium bibir Cindy. Dengan posisi badanku masih diatasnya dan penisku masih
dalam vaginanya. Mata Cindy terbuka, dia membalas ciuman bibirku hingga cukup
lama. Badannya basah oleh keringatnya dan juga keringatku.
“Kamu hebat Ben, aku belum pernah sepuas ini sebelumnya”
Kata Cindy.
“Mbak juga hebat, vagina Mbak sempit, legit dan harum lagi.”
Ucapku.
“Memang vagina Devi enggak” senyumnya sambil menggoyangkan
pinggulnya.
“Sedikit lebih sempit Mbak punya dibanding Devi” jawabku
sambil menggerakkan penisku yang masih menancap di dalamnya.
Tampaknya Cindy masih ingin melanjutkan lagi pikirku.
“Penis kamu masih keras Ben?” tanya Cindy sambil memutar
pinggulnya.
“Masih, Mbak masih mau lagi?” tanyaku
“Mau tapi Mbak diatas ya” Kata Cindy.
“Cabut dulu Ben”
Setelah dicabut, mulut Cindy pun bergerak dan mencium
penisku, Cindy mengulum penisku terlebih dahulu sambil memberikan vaginanya
padaku. Kembali terjadi pemanasan dengan posisi 69. Desahan-desahan Cindy,
vagina Cindy yang harum membuatku melupakan Devi sementara waktu.
Hari itu sejak pukul lima sore hingga esok paginya aku
bercinta dengan Cindy, entah berapa kali kami orgasme. Dan itu pun berlangsung
hampir setiap malam selama Devi belum kembali dari Praktek Kerjanya di yogya
selama 2 bulan lebih. Kupikir mumpung Devi tidak ada kucumbu saja kakaknya dulu.
Lihat juga : Cerita Lucu | Berita Hot | Cerita Panas | Photo
No comments:
Post a Comment