Breaking

Tuesday, April 25, 2017

Cerita Panas Si Cungkring

Cerita Panas Si Cungkring

Tak terasa Disc kedua sudah aku putar hingga kusadari sudah
hampir setengah empat, berarti aku harus bersiap menyambut kedatangan tamuku.
Segera aku mandi menyegarkan badan dan terutama untuk
menghilangkan bau keringat Koh Hi yang mungkin masih menempel di tubuhku.
Sesuai pesanan tamuku, kukenakan pakaian yang sexy, gaun
panjang merah dengan punggung terbuka hanya bergantung pada ikatan di leherku,
sengaja kukenakan bra strapless untuk menyesuaikan dengan model gaun itu,
belahan kaki hingga jauh di atas paha, potongan model pakaian yang ketat hingga
tampak tonjolan buah dadaku, kusemprotkan Issey Miyake di leher dan dadaku,
kukenakan make up tipis penghias wajahku, kini aku sudah siap untuk menerima
tamu kedua.
Agak deg deg-an dan penasaran aku menunggu, seperti apakah
tamuku ini ?, seperti apakah orang yang akan menikmati kehangatan tubuhku kali
ini ?, seperti apakah permainan sex-nya ? apakah dia sesabar Koh Hi tadi?
Berjuta pertanyaan bergelayut di pikiranku, aku tidak berani berharap terlalu
banyak akan tamuku, aku Cuma akan berusaha sedapat mungkin memuaskan tamu dan
sedapat mungkin juga mendapatkan kepuasan.
Pukul 4:10 sore tamuku dating, seorang cina lagi, usianya
aku taksir hampir mendekati 50 tahun, tubuhnya yang ceking gendut dan
berkacamata, entah minus berapa dia tapi kelihatannya cukup tebal. Sungguh jauh
dari kesan romantis dan menyenangkan.
Namanya Ozs, kupanggil dia Koh Ozs, kubiasakan memanggil
tamuku dengan Koh supaya tidak terkesan tua.
Aku sudah bisa menguasai diri, karena pembawaanku memang
supel maka kini tak terlalu canggung bersama Koh Ozs berdua di kamar. Setelah
berbasa basi mengakrabkan suasana, dia menarikku ke pangkuannya, tangannya
langsung meraih buah dadaku karena memang terlihat montok mengundang, diremas
remasnya sambil menciumi leherku, kembali rasa risih menyelimuti batinku, aku
duduk dipangkuan Koh Ozs yang baru kukenal setengah jam yang lalu sambil
menjamah dan menggerayangi sekujur tubuhku. Untuk menutupi rasa risih itu aku
pura pura mendesis ke-enak-an, wajah Koh Ozs sudah diusap usapkan ke buah
dadaku yang menonjol dengan gemas, tangannya mulai menggerayangi pahaku dari
belahan paha gaun merahku.
Melihat Koh Ozs langsung melakukan manuver, akupun melakukan
hal yang sama,
“lebih cepat lebih baik” pikirku, sambil mulai membuka
kancing bajunya.
Koh Ozs sudah membuka resliting di punggungku ketika bajunya
sudah terlepas dari tubuhnya, terlihat tulangnya yang terbungkus kulit, dan
perut buncitnya yang menonjol.
Gaunku sudah melorot hingga ke lengan, buah dadaku yang
terbungkus bra biru berenda sudah tampak menantang, kembali Koh Ozs membenamkan
wajahnya di antara kedua bukitku, agak risih juga aku diperlakukan seperti itu,
tangannya sudah sampai di selangkangan dan mempermainkan vaginaku dari luar
celana dalam, aku semakin risih, kututupi dengan ke-pura pura-anku mendesis,
kubelai rambutnya yang sudah banyak memutih. Dia mengluarkan bukitku dari
sarangnya, langsung Koh Ozs mendaratkan bibirnya di putingku yang masih memerah
mungil, dikulumnya putting itu dengan penuh nafsu sambil mempermainkan
lidahnya. Ada sedikit kenikmatan menjalari tubuhku, tangan Koh Ozs menyelinap
di balik celana dalamku, mempermainkan klitorisku, kupejamkan mataku, aku tak
mau melihat wajah “anehnya”. Bra-ku sudah terlepas menutupi buah dadaku, “gila
bagus amat, kencang lagi” katanya ketika melihat sepasang buah dadaku yang
sudah telanjang, langsung kembali mengulumnya, dari satu putting ke putting
lainnya.
Jari tangan Koh Ozs sudah menyusup di liang kenikmatanku, aku
merasa geli dan risih dengan perlakuannya, ingin aku teriak marah tapi tak
mungkin kulakukan, maka kulampiaskan dengan desis ke-pura pura-an.
cerita sex 2016, cerita sex terbaru, cerita sex terupdate, cerita sex, cerita seks 2016, cerita seks terupdate, cerita seks terbaru, cerita seks, cerita dewasa 2016, cerita dewasa terupdate, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, cerita mesum 2016, cerita mesum terupdate, cerita mesum terbaru, cerita mesum,
“aku ingin merasakan vaginamu yang masih segar di hari
pertamamu bekerja” bisiknya ketika menciumku.
Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung memintaku duduk dan
jongkok di antara kakiku, dia adalah orang kedua dalam hidupku yang jongkok di
selangkanganku dan dengan bebasnya melototi bagian kewanitaanku yang selama ini
aku jaga, aku jadi malu dan marah, apalagi setelah dia melepas celana dalamku,
diciumnya celana dalam itu, lalu dia kembali melototi vaginaku yang masih
memerah dengan sorot mata penuh nafsu, aku benar benar marah diperlakukan
seperti itu, tapi aku tak bisa berbuat apa apa, kutarik kepalanya ke vaginaku
dan kubenamkan di selangkanganku. Lebih baik aku menerima jilatan dari pada
dipelototi seperti itu, Koh Ozs mengusap usapkan kepalanya di vaginaku, dia
“melahap” dengan nafsunya. Aku memejamkan mata berusaha menikmati jilatannya,
kukonsentrasikan untuk menikmatinya daripada mengikuti emosi rasa risih ini
sambil membayangkan adegan di film yang baru kulihat tadi,berita seks.com sepertinya aku
berhasil, perlahan birahiku mulai naik, kutekan kepalanya lebih dalam di
selangkanganku, kupaksakan aku mendesah menutupi kecanggungan birahi yang
kurasakan aneh. Cukup lama Koh Ozs menjilati vaginaku sambil tangannya
memainkan putingku, geli, marah, nikmat, semua bercampur menjadi satu emosi,
kembali aku mendesah menutupi marah.
Koh Ozs berdiri, kubuka celananya dan menariknya turun, kini
tinggal celana kolor sekali lagi celana kolor dan bukan celana dalam pada
umumnya, aku geli melihatnya, sungguh tipikal orang kuno, kutarik celana
kolornya turun, tampaklah penisnya yang kecil panjang sudah menegang, ada yang
aneh di penis itu, ternyata dia tidak disunat, baru kali ini aku melihat penis
orang dewasa yang tidak disunat, sungguh kelihatan aneh dan lucu, kutahan
senyumanku agar dia tidak tersinggung.
Kupegang kejantanannya, terasa aneh di tanganku, kukocok,
kulit penisnya terasa mengganggu tanganku mengocok, terasa licin, tidak ada
gesekan antara tanganku dan penisnya. Koh Ozs menyodorkan di mulutku, dengan
senyum halus aku menolaknya, kuusap usapkan penis itu di pipiku tapi tak pernah
menyentuh bibir, lalu kuusapkan kepala penis ke putingku, dia mulai mendesah.
Tubuh ceking gendut yang berdiri di depanku langsung
berlutut di antara kakiku, menyingkap gaunku yang belum terlepas, lalu
menyapukan kepala penis di bibir vaginaku, sambil memandangku penuh nafsu
seakan hendak menelanku hidup hidup, Koh Ozs mendorong penisnya, dia menciumku
gemas setelah berhasil memasukkan semua batang penis ke vaginaku, dibandingkan
dengan punya ex-suamiku apalagi Koh Hi barusan, penis itu lebih kecil, terasa
aneh di vaginaku, apalagi aku telah merasakan besarnya penis Koh Hi, terasa tak
jauh beda dengan kocokan jari tangannya.
Rasa aneh bertambah aneh ketika Koh Ozs mulai mengocokku,
seperti licin dan berlari lari di vaginaku, tak ada kenikmatan yang kurasakan,
hanya geli dan lucu merasakan kocokan Koh Ozs, tapi aku tetap mendesah menutupi
keanehan yang ada.
Koh Ozs menciumi leherku sambil meremas buah dada dan
mengocok vaginaku, tangannya begitu aktif menjamah tubuhku, begitu juga dengan
lidahnya yang rajin menjelajah leher dan telingaku, aku menggelinjang geli,
bukan kenikmatan yang kuperoleh tapi rasa geli, sungguh merupakan siksaan
tersendiri, aku lebih suka jilatannya yang bervariasi disbanding kocokan
penisnya di vagina. Kuremas rambutnya, aku mulai menggoyang pinggulku
mengimbangi gerakannya, aku mulai pura pura mendesah desah kenikmatan, semata
mata untuk menambah gairah Koh Ozs biar lebih cepat menyelesaikan permainannya.
Tapi diluar dugaanku, hampir limabelas menit dia mengocokku lalu minta ganti
posisi, aku nungging di kursi dan dia mengocokku dari belakang, posisi doggie,
sebenarnya ini posisi favouritku, tapi dengan Koh Ozs sungguh menjengkelkan
karena aku tak bisa merasakan kenikmatan sexual. Dia mengocokku dengan keras,
beberapa kali tubuhnya menghentak tubuhku, tapi tetap saja aku tidak bisa
merasakan kenikmatan, padahal aku sudah memejamkan mata berkonsentrasi untuk
meraih kenikmatan, tapi hanya geli dan geli yang kudapat.
“oh yaaa…terus…ya…keraaaaa…yessssss” desahku pura pura, dia
mempercepat kocokannya sambil meremas remas buah dadaku yang menggantung. Tubuh
cekingnya seolah memelukku dari belakang, tapi terganjal perut buncitnya.
Kugoyang pantatku mengimbanginya, tubuh kami berimpit saling
menggoyang, tak lama kemudian koh Ozs teriak orgasme, kurasakan cairan hangat
membasahi vaginaku, aku pura pura teriak orgasme mengikutinya, denyutan penis
Koh Ozs tak terasa begitu mendenyut, kugoyangkan pantatku lebih keras, akhirnya
tubuh Koh Ozs melemas dan menarik penisnya dari vaginaku, dia duduk lemas di
sofa, kudampingi duduk disampingnya, disambutnya dengan ciuman di pipi dan
bibirku.
Kubersihkan penisnya dengan tissue lalu aku beranjak ke
kamar mandi membersihkan vaginaku, lalu dengan berbalut handuk di badan
kutemani Koh Ozs yang sekarang sudah telentang di ranjang, aku diminta
menemaninya tiduran di situ.Kuangsurkan minuman, lalu kami tiduran di ranjang.
“Kamu banyak koleksi film ya, sering nonton ?” tanyanya,
rupanya dia melihat koleksi VCD-ku yang ada di meja rias.
“belum, barusan tadi player dan VCD-nya dibeli, enakan main
sendiri dari pada nonton” jawabku
“lebih enak lagi kalo main sambil nonton” katanya lagi
“atau nonton sambil main” jawabku
“terserahlah yang jelas sama sama enak” katanya sambil
mencium pipiku.
Atas permintaan Koh Ozs kami nonton film dewasa koleksiku,
lebih tepatnya pemberian dari Om Lok. Terlihat Koh Ozs begitu menikmati film
itu sambil meraba raba tubuhku, meski aku tidak terlalu menikmatinya, aku
ikutan memegang megang penisnya. Setengah jam tidak terjadi apa apa, mungkin
Koh Ozs belum recovery, tapi setelah itu kurasakan penis Koh Ozs mulai menegang
ketika terlihat di TV seorang laki laki sedang dikerubuti dua orang cewek bule
yang cantik, entah apa yang ada di benaknya, tapi penisnya mulai bereaksi
menegang.
Tak lama kemudian sebelum film itu berakhir, Koh Ozs sudah
mulai mencumbuku, mencium bibirku, lalu meremas dan mengulum putingku, aku
kembali pura pura mendesah, Koh Ozs menggeser dan memiringkan tubuhku menghadap
ke TV, dia berada di belakangku lalu mengusap usapkan penisnya di pantatku,
kaki kiriku di angkat naik untuk memudahkan penisnya memasuki vaginaku, dengan
sedikit susah karena terganjal perut buncitnya, akhirnya dia berhasil
melesakkan ke vaginaku, ini posisi baru bagiku. Sambil menonton film kami
bercinta, dia mengocokku dari belakang dengan posisi tidur miring menghadap TV.
Tangannya tiada henti meremas remas buah dadaku, sepertinya dia begitu menikmati
bercinta dan nonton film secara bersamaan,beritaseks.com desahan ke-pura pura-an bercampur
jerit kenikmatan dari TV, dia makin bergairah mengocokku, seakan dia bercinta
dengan wanita bule yang cantik di film itu, aku tidak tahu fantasi laki laki
yang mengocokku dari belakang ini, tapi yang penting bagiku bagaimana
menyelesaikan secepat mungkin, karena aku tidak bisa menikmati bercinta
dengannya.
Dengan posisi seperti ini aku susah menggoyangkan pantatku,
jadi sepenuhnya tergantung gerakan Koh Ozs, entah sudah berapa kami bercinta
dengan posisi seperti ini, film sudah berganti ke VCD kedua secara otomatis.
Seiring dengan pergantian VCD, tubuh Koh Ozs naik di atasku,
dia menindih tubuhku, bibirnya menyusuri leher dan dadaku, perut buncitnya
terasa mengganjal perutku membuat aku tidak nyaman dalam tindihannya, dia
menyusupkan tangannya dipunggungku, mengganjal hingga buah dadaku naik lebih
menekan tubuhnya, pelukannya semakin rapat seiring dengan cepatnya kocokannya,
pantatnya turun naik diatas tubuhku, aku mendesah seolah dalam kenikmatan,
bibirnya menyusuri leher jenjangku, sesekali kepalanya berpaling menyaksikan
adegan di TV yang sudah mulai lagi. Tak lama kemudian sebelum adegan sex
pertama berakhir, Koh Ozs menyemprotkan spermanya ke vaginaku untuk kedua
kalinya, aku menjerit nikmat dalam ke-pura pura-an, dia memelukku lebih rapat
hingga berakhirnya denyutan di penisnya. Tubuh Koh Ozs yang penuh peluh
kenikmatan ambruk di atas tubuhku, napasnya menderu di dekat telingaku, detak
jantungnya kencang kurasakan di dadaku. Perlahan penisnya melemas dan keluar
dengan sendirinya, kudorong tubuhnya menjauh karena aku tak bisa bernapas
terhimpit perut buncitnya, sungguh tersiksa bercinta dengan dia karena tak
secuil kenikmatan yang kudapat, hanya perasaan risih dan marah yang menggunung
di dadaku.
“ly, kamu hebat deh, tubuhmu masih bagus dan buah dada yang
kenceng gitu bikin aku makin bernafsu saja, apalagi desahanmu bikin aku makin
gemes” pujinya.
Aku tak tahu harus menjawab apa, tak mungkin aku berkata
jujur didepannya.
“Koh Ozs juga hebat, bisa berturut turut gitu, lama lagi”
jawbku klise menghibur
Kubersihkan penis Koh Ozs dengan handuk kecil yang sudah aku
siapkan, kurasakan sperma Koh Ozs meleleh keluar dari vaginaku, tak benyak
memang tapi membuatku risih, segera kucuci di kamar mandi.
Kubersihkan sekalian tubuhku, dengan air shower yang hangat
terasa menyegarkan dan memadamkan kemarahanku, cukup lama aku di kamar mandi
hingga tak kusadari Koh Ozs sudah berada di situ memperhatikanku. Aku kaget,
secara reflek kututup tubuh telanjangku dengan tangan sebisanya, mau marah,
belum pernah seumur umur ada laki laki melihatku mandi meskipun ex-suamiku
dulu, tapi aku segera tersadar bahwa dia adalah tamuku, percuma aku menutupi
tubuhku, toh dia sudah menikmatinya, dengan senyum terpaksa aku menghilangkan
kekagetanku.
“Koh Ozs bikin aku kaget saja” teriakku manja
“Sini aku mandiin” dia menawarkan diri, agak ragu aku
menerima tawarannya, belum pernah aku mandi bersama dengan laki laki, meskipun
ex-suamiku, kini Koh Ozs yang baru kukenal sejam yang lalu sudah mau mandiin
aku, tapi apa dayaku untuk menolak, toh ini untuk kepuasan tamuku juga, aku
hanya tersenyum menerima tawarannya.
Koh Ozs mengikutiku ke dalam bathtub, dia menggosok
punggungku dengan tangan dan sabun, tangannya kemudian menjelajah ke depan dan
meremas buah dadaku, dipeluknya aku dari belakang, kurasakan erotica tersendiri
merasakan pelukan dalam licinnya busa sabun. Kubalikkan tubuhku, kini aku
menggosok tubuh Koh Ozs dengan sabun, tangannya tak henti menjamah buah dadaku
yang masih berbusa sabun, kami kembali berpelukan, kali ini berhadapan, dia
menggesek gesekkan tubuhnya di tubuhku, memang ada erotica yang tak kuduga, tak
mau terhanyut terlalu lama dalam erotisme ini, kunyalakan air shower menyiram dan
membasahi kami berdua, Koh Ozs membalikkan tubuhku dan mendorongku ke dinding,
dengan posisi condong begitu, maka pantatku tepat di depan penis Koh Ozs, aku
baru menyadari ketika kembali Koh Ozs mengusap usapkan penisnya di tubuhku.
Kakiku sedikit dibuka, maka Koh Ozs dengan mudah memasukkan penisnya ke tubuhku
dibawah siraman air shower yang hangat, kami bercinta dengan berdiri, pancuran
air shower membasahi tubuh kami, baru sekarang kurasakan nikmatnya bercinta,
mungkin karena perasaan erotisme saat mandi bersama tadi, kali ini aku mendesah
tanpa pura pura, sebenarnya ada sedikit menyesal merasakan nikmat dari Koh Ozs,
tapi tak bisa kupungkiri nikmatnya kocokannya sekarang. Kecipuk air mengiringi
kocokan kami, perlahan gairahku mulai naik, semakin cepat Koh Ozs mengocokku
semakin cepat birahiku naik, tak kuhiraukan air membasahi rambutku, aku
konsentrasi pada pencapaian kenikmatan, tangan Koh Ozs kembali menjamah buah
dadaku dan meremasnya.
Kuimbangi kocokan Koh Ozs dengan goyangan di pantatku,
semakin nikmat kurasakan serasa melayang di awing, tapi tiba tiba kurasakan
denyutan di vaginaku, ternyata Koh Ozs mendahuluiku mencapai puncak kenikmatan,
dia mencengkeram buah dadaku erat, aku tetap menggoyangkan pantat dengan cepat,
tak kupedulikan denyutan Koh Ozs di vaginaku, tak kupedulikan teriakan
kenikmatan darinya, aku ingin orgasme saat ini, tapi harapan tinggal harapan,
ternyata penis Koh Ozs melemas tak lama kemudian sebelum puncak kenikmatan
kugapai, dan orgasme semakin menjauh dariku.
Aku kecewa sungguh kecewa, dia tak dapat memberiku kepuasan
secuilpun, sesaat kemudian aku tersadar, memang bukan tugas dia untuk
memuaskanku, tapi tugaskulah untuk memuaskan dia, jadi tak ada yang salah dalam
hal ini, akulah yang terlalu banyak berharap.
Dengan menelan kekecewaan demi kekecewaan aku tetap berusaha
tersenyum, kututupi kekecewaanku dengan mencuci penis Koh Ozs, kulihat senyum
kepuasan mengembang di wajahnya, aku terpaksa ikut puas melihat kepuasannya.
“baru kali ini aku bercinta sambil mandi, ternyata sungguh
nikmat” katanya, aku kaget mendengarnya, ternyata aku dijadikan percobaan
olehnya. Kuteruskan mencuci, agak sulit karena harus membuka kulit penutup
kepala penisnya, aku masih merasa lucu melihat bentuk penis yang belum disunat.
Sehabis mandi Koh Ozs langsung kembali berpakaian bersiap
untuk pulang, aku hanya mengenakan handuk melilit tubuhku, tak terasa hampir
dua jam aku menemani dia dengan tiga kali bercinta, aku berharap dia puas dan
memberiku tip yang lumayan atas pelayananku atau paling tidak dia akan kembali
menjadi pelanggan tetapku.
“tak salah kamu memang primadona si Lok dan kamu memang luar
biasa” katanya sebelum meninggalkan kamarku, dia memberiku ciuman di pipi dan
pergi.
Aku agak kecewa karena tak ada tip untukku, meski hargaku
tinggi tapi kalau dengan tip pasti tak akan aku tolak, mungkin dia merasa sudah
membayar mahal atau mungkin aku kurang memberikan servis yang dia inginkan,
atau aku kurang memuaskannya, tapi ah siapa peduli, aku sudah berusaha dan dia
sudah membayarku mahal untuk pelayanan dan tubuhku.
Aku melanjutkan mandiku yang terpotong, lalu menonton VCD
yang belum selesai tadi sambil mengenakan piyama, menunggu order tamu
berikutnya, tanpa tahu laki laki macam apalagi yang akan menikmati tubuhku,
bagiku yang penting adalah duit dan duit selagi tubuhku masih mempunyai daya
jual.

Lihat juga : Cerita Lucu | Berita Hot | Cerita Panas | Photo

No comments:

Post a Comment