Breaking

Monday, April 24, 2017

Kisah Pejabat Negriku

Kisah Pejabat Negriku

Di Cengkareng seseorang sudah menunggu kedatanganku. Kami
langsung meluncur menuju Hotel Regent yang letaknya aku sendiri tak tahu
dimana, yang jelas di Jakarta. Ini adalah pertama kali aku mendapat bookingan
untuk terbang melayani tamu di Jakarta, bagiku tamunya sih tidaklah luar biasa
meskipun tergolong VIP, sudah biasa kulakukan, tapi yang agak beda adalah aku
yang terbang menemui dia.
“Tolong layani dia dengan baik, dia seorang pejabat tinggi
di negeri ini” begitu pesan penjemputku yang merupakan orang suruhan GM yang
mengatur perjalanan dan booking-anku.
Sesampai di hotel kami langsung menuju ke kamar yang sudah
dipersiapkan, ditinggalnya aku sendirian menunggu tamuku yang katanya pejabat
tinggi itu, dia menunggu beliau di lobby. Jarum jam menunjuk ke angka 11:30,
mungkin nanti baru jam 12.00 tamuku akan datang, berarti ada waktu setengah jam
untuk menyegarkan diri di bathtub.
Sebelum aku beranjak menuju kamar mandi, terdengar telepon
berdering, segera kuangkat.

“Halo, Selamat Siang, ini Lila?” Tanya suara dengan nada
berat.
“Siang, betul saya sendiri, ini siapa?” tanyaku balik,
padahal hanya GM dan tamuku saja yang tahu keberadaanku.
“Bapak sebentar lagi nyampe, mungkin 15 menit lagi, kamu
santai aja dulu menunggu beliau”
“Siap Boss ” jawabku santai, kubatalkan acara ke kamar
mandi.
Sambil menunggu kedatangan beliau, kurapikan make up yang
agak berantakan selama perjalanan di pesawat.
Ternyata tak sampai 15 menit bel kamar berbunyi, segera
kusambut kedatangan beliau yang katanya pejabat tinggi itu. Didampingi seorang
ajudan dan orang yang menjemputku tadi, masuklah bapak pejabat itu, segera
kukenali bahwa dia adalah seorang Menteri yang masih aktif pada sebuah
departemen yang cukup disegani, namanya sebut saja Pak Hassan.
“Bapak tidak punya waktu, temani dia dengan baik, oke” pesan
yang sama kuterima lagi,
“Beres Boss” jawabku singkat, karena dia bukanlah pejabat
tinggi yang pertama kali kulayani, jadi tak ada rasa canggung atau minder
berhadapan dengan beliau.
“Pak kita di lobby, kalau ada apa apa just call me” katanya
pada Pak Hassan lalu mereka meninggalkanku berdua.
Aku maklum, sebagai seorang Menteri tentu acaranya sangat
padat tapi masih sempat juga dia meluangkan waktu untuk kesenangan dunia yang
satu ini.
Cerita Dewasa 2016
cerita dewasa 2016,cerita dewasa terupdate,cerita dewasa terbaru,cerita dewasa,cerita mesum 2016,cerita mesum terupdate,cerita mesum terbaru,cerita mesum,
Kisah Dewasa 2016
Kami mengobrol ringan, biasa sekedar menghilangkan kekakuan
pada orang yang pertama kali bertemu. Seperempat jam berlalu, Pak Hassan sudah
menggeser duduknya di sebelahku, kusandarkan kepalaku di pundaknya, beliau
membalas dengan rangkulan dan elusan di rambut.
“Kulepas dulu ya Pak, biar nggak terlalu ribet dan lebih
santai” kataku sembari melepas blazer hitam yang menutupi tubuhku.
Sesuai pesan dari GM yang mem-booking, aku diminta
mengenakan pakaian resmi seperti orang kantoran, biar nggak terlalu mencolok,
katanya. Kuturuti permintaannya, kukenakan setelan Blus merah tanpa lengan
dipadu dengan rok hitam yang sedikit di atas lutut, Blazer hitam menutupi
bagian atasku ditambah stocking sewarna kulit menghiasi kakiku.
Pak Hassan menarikku dalam pangkuannya, diciuminya pipi dan
leher jenjangku, tangannya sudah menggerayang di daerah dada, meraba dengan
remasan ringan. Kami berciuman, tangan beliau sudah menyelinap di balik blus
merahku, remasannya semakin keras. Aku merosot dari pangkuannya, berlutut
diantara kakinya, sengaja kugoda dengan membuka resliting celananya dan
kukeluarkan kejantanan yang sudah tegang mengeras. Tidak ada yang special, sama
dengan umumnya tapi not so bad untuk seusia beliau, kuremas dan kupermainkan
jari jemariku pada penisnya, beliau mulai mendesis, matanya melototi tanganku
yang putih terampil bermain di penis coklatnya.
“Masukin” perintah beliau pelan tapi tegas seperti
memerintah anak buahnya, agak ragu aku melakukannya, apalagi dengan penis yang
coklat kehitaman, terkesan kurang bersih.
Melihat keraguanku, Pak Hassan memegang kepalaku, ditekannya
ke arah penis hingga wajahku menempel di selangkangannya.
Sambil mengumpat dalam hati aku hanya tersenyum manja mendapat
perlakuannya, bukan sekali ini kualami perlakuan kasar dan sok kuasa dari
tamuku, mentang mentang aku dibayar, semua kupendam dalam dalam, anggap saja
sebagai resiko pekerjaan.
“Lepas dulu bajunya Pak, ntar kusut” kucoba mengalihkan
perhatian dengan mencopot baju safarinya.
Sesaat aku terbebas dari tekanannya, kulepas baju dan
celananya sekaligus, akupun ikutan melepas blus dan rok-ku, menyisakan bikini
merah tua dan stocking.
Kucoba menarik perhatiannya dengan menonjolkan ke-sexy-an
tubuhku, dengan gerakan erotis satu persatu kulepas sisa sisa penutup tubuhku,
tali bra merosot ke lengan, perlahan kuturunkan dan kulepas hingga
terpampanglah kedua bukit indahku, celoteh kekaguman keluar dari mulut beliau.
Aku sengaja ingin membuatnya terpesona akan kemolekanku, supaya terhindar dari
paksaan permainannya, bagiku lebih baik dia yang aktif menikmati tubuhku dari
pada aku harus terjebak alur permainan yang tidak aku sukai, apalagi dengan
beliau yang usianya lebih tua dari Papaku. Bra yang sudah terlepas kulempar ke
muka beliau, dia tersenyum saja, saat kusodorkan kedua buah dadaku di
hadapannya, tangannya langsung meraih dan meremas remas gemas sambil
mempermainkan putingku. Langsung kuraih kepalanya yang agak botak dan
kubenamkan di dada, beliau menuruti kemauanku, lidahnya menjilati putingku
secara bergantian lalu mengulum dengan penuh nafsu.Beritaseks
Tangannya yang mulai menjelajah di selangkanganku kutepis
halus, belum waktunya, bisikku. Aku kembali menjauh melanjutkan gerakan
menggoda, pelan pelan kulorotkan celana dalam mini yang masih menempel, tapi
sebelum benar benar terlepas Pak Hassan menerkamku, hamper terjatuh aku
dibuatnya, untung dengan sigap beliau menangkap tubuhku, dan kamipun terjatuh
di ranjang sambil tertawa lepas.berita seks.com Kami berangkulan bergulingan di
ranjang, beliau melumat bibirku dengan ganas. Aku menggelinjang geli ketika
ciumannya menyusuri leher dan dadaku, kuluman kasar penuh nafsu bermain main di
puncak bukitku, terasa agak nyeri dengan kekasarannya.
Kubiarkan dia menjamah seluruh tubuhku dengan bibir, lidah
dan tangannya, bahkan ketika dua hingga jari tangannya mengocok vaginaku,
akupun hanya mendesah pasrah menerimanya. Beberapa kali turun naik dari kepala
hingga kaki dia menjelajah seluruh tubuhku, termasuk punggung dan pantat, sepertinya
tak ada sejengkalpun tubuhku yang terlepas dari jamahannya, tak kusadari kalau
stockingku sudah tidak berada ditempatnya. Puas menikmati tubuhku, kutuntun
penisnya ke selangkangan, tanpa usapan pemanasan beliau langsung melesakkan
kejantanannya ke liang senggamaku. Aku tersentak kaget dengan kekasarannya,
tapi tak berlangsung lama saat Pak Hassan mulai kocokannya dengan tempo tinggi.
Kejengkelanku perlahan lahan berubah menjadi kenikmatan beberapa menit
kemudian, ternyata alunan permainannya berhasil membuaiku mengarungi lautan
nikmat bersama sama, desahankupun mulai terdengar penuh gairah.
Kuangkat kedua kakiku yang masih bersepatu ke pundaknya,
beliau tersenyum sambil mempercepat sodokannya, aku menggeliat nikmat seraya
meremas remas buah dadaku sendiri. Belum sempat aku menggapai puncak
kenikmatanku, ketika Pak Hassan tanpa tanda tanda langsung menyemprotkan
spermanya ke vaginaku, kurasakan cairan hangat membasahi dan memenuhi liang
senggamaku, ada sedikit kecewa tapi bukanlah hakku untuk menuntut lebih. Kuraih
penisnya saat ditarik dari vaginaku, dengan mengabaikan rasa jijik kukocok dengan
tanganku, beliau menjerit geli, lalu kuusapkan ke buah dadaku.

“Kamu memang nakal dan pandai menggoda orang” komentarnya,
aku hanya senyum senyum saja seraya beranjak ke kamar mandi membersihkan diri.
Ketika aku keluar, Pak Hassan sudah berpakaian rapi bersiap
untuk pergi.
“Lho kok buru buru sih Pak, kan masih belum jam satu” aku
merajuk bergelayut di lengannya menggandeng duduk kembali di sofa.

Masih telanjang kutemani beliau menghabiskan waktu hingga
jam satu, masih 20 menit lagi, meski aku tidak terlalu menikmati bercinta
dengannya, tapi sudah tugas pekerjaanku untuk membuatnya merasa perkasa dan
dibutuhkan. Dua batang rokok sudah beliau habiskan sambil ngobrol, mendekati
pukul satu tanganku menggerayangi selangkangannya, sudah kembali tegang,
apalagi melihat aku yang selalu telanjang disampingnya.

“Sekali lagi ya Pak” rayuku seolah aku ketagihan dan minta
lagi.
“Jangan waktu kembali ke kantor” tolaknya tanpa berusaha
menghentikan tanganku yang membuka resliting dan mengeluarkan penisnya. Matanya
terpejam ketika tanganku mengocoknya.
“Sebentar aja ya Pak” kataku, tanpa menunggu jawabannya aku
lansung ambil posisi di pangkuannya, kami saling berhadapan.
Kubasahi penisnya dengan ludahku, begitu tubuhku turun,
kembali penisnya amblas dalam vaginaku. Aku diam sesaat mengamati expresi
kenikmatan yang terpancar diwajah beliau, kupeluk kepalanya dan kutempelkan di
antara buah dadaku.
Pantatku bergerak maju mundur mengocok penisnya, beliau
mendesah, semakin cepat goyanganku, semakin deras desahannya. Beliau membalas
dengan sedotan kuat pada putingku bergantian. Goyanganku makin cepat
bervariasi, maju mundur lalu berputar kemudian berbalik arah, dan tak lebih
dari lima menit beliau sudah mengerang orgasme, tubuhnya kaku mencengkeram
pantatku, kurasakan denyutan yang tak sekeras sebelumnya,beritaseks.com hanya
enam denyutan lalu menghilang. Aku masih belum beranjak dari pangkuannya hingga
napasnya normal kembali, dengan hati hati aku turun supaya tidak ada sperma
yang tercecer ke pakaiannya, tapi tetap saja beberapa tetes keluar mengenai
celananya, beliah hanya tersenyum menepuk pantatku.
“Kamu memang nakal” katanya sambil mencubit kedua pipiku.
“Udah dulu ya, ntar Bapak terlambat ke kantor ” kataku
menggoda saat membersihkan penis dan kukecup lalu memasukkan kembali ke
celananya.
Kuperiksa kerapihan pakaiannya sebelum meninggalkan kamar.
“See you nanti sore selepas jam kantor” katanya sehabis
mengecup bibirku dan keluar kamar.
“Dasar si tua tak tahu diri” gerutuku sepeninggal beliau.
Kuhabiskan setengah harian di kamar tanpa keluar, menunggu
kedatangan Pak Hassan nanti sore, makan siang kupesan dari Room Service.
Setelah mandi membersihkan diri, kurebahkan tubuhku di ranjang hingga tertidur.
Tapi tidurku tak bisa nyenyak, lebih dari 4 kali Pak Hassan maupun suruhannya
meneleponku, baik melalui HP maupun ke hotel, sekedar menanyakan apakah sudah
makan atau apakah ingin jalan atau pertanyaan lainnya yang menunjukkan
perhatiannya. Namun semua itu bagiku adalah cerminan ketidak percayaan padaku,
mungkin mereka mengira kalau aku akan pergi menerima tamu lainnya selama Pak Hassan
tak ada. Tentu saja aku tak pernah melakukan itu, aku harus bersikap
professional dan loyal pada tamu yang sudah mem-booking.
Setengah jam sebelum pukul lima sore, aku bersiap menyambutnya,
kukenakan lingerie hitam yang sexy tanpa bra dan bikini lagi, sungguh kontras
dengan kulit putihku. Aku ingin memberinya kejutan saat beliau masuk ke kamar
ini. Tepat pukul 5 sore Pak Hassan sudah berada kembali di kamar ini, rupanya
dia tidak mau membuang waktu dengan percuma, begitu jam kerja berakhir lansung
meluncur ke hotel yang letaknya hanya 10-15 menit perjalanan. Sorot kekaguman
dan sejuta pujian langsung terucap melihat penampilanku yang begitu erotis dan
menantang, kulihat beliau menelan ludah seperti kucing yang melihat ikan siap
santap di atas meja.
Pak Hassan langsung memelukku, dengan sepatu hak tinggi yang
kukenakan, relative aku lebih tinggi, bibir beliau yang berada tepat di leherku
segera beraksi, menciumi leher dan bahu hingga lengan. Sambil bersandar di
dinding, kubiarkan Pak Hassan menyusuri seluruh lekuk tubuhku dengan bibir dan
lidahnya, tangannya bergerilya menjarah di daerah selangkangan dan jarinya
langsung menyelinap di liang kenikmatanku yang tidak mengenakan celana dalam.
Kubuka kakiku lebih lebar, aku ingin menikmati bagaimana kepala Pak Menteri
yang terhormat berada di selangkanganku, moment itulah yang paling aku sukai
kalau melayani pejabat tinggi.
Pak Hassan dengan rakus melahap kedua buah dadaku, disedot
dengan kuatnya, aku menggelinjang geli. Begitu bernafsunya beliau mengulum
hingga tubuhku terdorong ke belakang, terduduk di meja sebelah TV. Ciuman Pak Hassan
sudah berpindah ke paha, lingerie yang kukenakan tak diijinkan dilepas meski
sudah acak acakan menempel di tubuhku. Moment yang kutunggu dari tadi kian
dekat, semakin menjadi kenyataan saat beliau mulai menjilati klitoris dan bibir
vaginaku. Kubentangkan kakiku semakin lebar, semakin masuk pula kepala beliau
di selangkanganku. Lingerie yang dari tadi tersingkap di perut kututupkan di
atas kepala beliau, hingga hanya tampak badannya saja sementara kepalanya
berada di selangkanganku tertutup lingerie. Entah sudah puas atau pengap berada
di selangkanganku, beliau menarik kepalanya keluar, baru kusadari kalau aku belum
melakukan sesuatu pada beliau, masih rapi tertutup baju safarinya.
Aku tersenyum memandang wajahnya yang kemerahan dilanda
nafsu, hidungnya kembang kempis seakan ingin menelanku bulat bulat. Sembari
membuka resliting celana aku mengecup dahi botaknya, kukeluarkan penisnya yang
telah keras menegang dan kutuntun ke arah gerbang surga dunia. Berbeda dengan
tadi siang, kali ini beliau begitu romantis dan penuh perasaan melesakkan
penisnya menyusuri liang sempit dan basahku sambil kami tetap berciuman bibir.
Penisnya keluar masuk vaginaku pelan pelan, seakan ingin menikmati setiap detik
dan setiap kenikmatan yang timbul, tangan beliaupun pelan meraba dan mengelus
buah dadaku, tak ada kekerasan dalam irama permainannya. Lima menit berlalu
dalam tempo romantis, satu persatu kulepas pakaiannya tanpa menghentikan
permainan kami, lingerie masih menempel di tubuhku meskipun praktis tak karuan
lagi letaknya.
Kami berganti posisi setelah beliau akhirnya melepas
lingerieku, menyisakan stocking hitam dan sepatu, dari belakang sama sama
berdiri menghadap cermin, aku dikocok masih dengan tempo lamban. Dari pantulan
cermin bisa kulihat expresi kepuasannya saat bercinta, beliau selalu
menyibakkan rambutku apabila menghalangi wajahku dari cermin. Kami seakan
melihat adegan sex di layar cermin dengan peranan diri sendiri, mungkin ini
menambah erotis beliau bisa melihat bagaimana menyetubuhi gadis muda secantik
aku. Sebaliknya dengan aku yang selalu menutup mata rapat rapat saat beliau
menengadahkan wajahku ke arah cermin, malu aku melihat diriku sendiri sedang
disetubuhi laki laki seusia Papaku, bahkan mungkin lebih tua.Beritaseks
Tiba tiba Pak Hassan menghentakku keras disusul denyutan
kuat dari kejantanannya menghantam dinding dinding vaginaku, aku kaget,
menggeliat dan menjerit, tak menyangka beliau mengakhiri dengan sentakan kuat
seperti itu, membanjiri vaginaku dengan sperma hangatnya, tangannya
mencengkeram buah dadaku dengan kuatnya, terasa sedikit sakit. Beberapa detik
setelah itu kami terdiam dalam posisi tetap kecuali tangannya yang beralih
membelai punggung dan rambutku, beliau masih menikmati pemandangan kami di
cermin.
“Kamu memang hot dan pintar” katanya sambil mencabut
kejantanannya.
Aku berbalik, kuraih kejantanannya yang mulai lemas lalu
kuusap usapkan ke tubuhku, aku tahu dari pengalaman bahwa banyak laki laki
menyukai hal ini.
“Bapak juga hebat, bisa lama seperti itu” jawabku menghibur
dan memang untuk ukuran seusia beliau bercinta 10 menit sudah merupakan hal
yang hebat, biasanya malah kurang dari 5 menit, cuma besar di nafsu saja.
Kami menghabiskan sore hingga malam dengan penuh gairah,
Kulayani Pak Hassan 2 babak lagi, meski masing masing tidak pernah lebih dari
10 menit, sebelum akhirnya beliau meninggalkanku kembali ke istrinya lewat
tengah malam.
“Besok pagi aku akan datang sebelum kamu kembali ke
Surabaya” pesannya sebelum meninggalkanku, aku hanya tersenyum mendengar
kerakusannya.
Aku tak tahu bagaimana beliau menghindari sorotan orang atas
keberadaannya di hotel, tapi aku yakin beliau sudah biasa melakukan dan sudah
punya cara sendiri untuk menghindar. Sampai aku check out siang hari, ternyata
beliau tidak pernah datang menemuiku, entah apa yang terjadi, mungkin ada acara
mendadak. Tak ada sesal sama sekali atas ketidak hadirannya, justru aku
bersukur tak harus melayani nafsu si tua itu lagi.
Selama melayani beliau beberapa babak, dari siang hingga
tengah malam, aku tak pernah mendapat orgasme sekalipun, tapi aku tak kecewa
apalagi menyesalinya, toh semua itu bagian dari pekerjaanku. Orang suruhan
GM-pun tak pernah nongol atau menelpon, akupun berangkat sendiri ke Cengkareng tanpa
ada orang lagi yang memperhatikan seperti kemarin, apalagi tiket pulang pergi
masih ditangan, jadi bukanlah masalah besar bagiku. Yang penting semua
pembayaran jasaku telah ditransfer sebelum keberangkatanku ke Jakarta. Itulah
manusia, setelah selesai yang dikehendaki langsung melupakan lainnya.

Lihat juga : Cerita Lucu | Berita Hot | Cerita Panas | Photo

No comments:

Post a Comment